Hai blogyyyyyyyyyyyyy, seneng banget akhirnya untuk pertama kalinya, tulisanku dimuat di koran. Yaaa, Jumat, 3 Januari 2014, tulisanku dimuat di Harian Surya :) Ga nyangka banget soalnya aku kirimnya sudah dari tanggal 23 Desember 2013. Setahun ya? Hahahhaa :D Yaaaa, itu karena mungkin banyak yang kirim, makanya antri :D Ohya, dimuatnya di kolom CITIZEN REPORTER :D Selain itu aku sebenernya cuma iseng-iseng bolak-balik lembar koran yang dibeli pakdeku di sore hari hampir Maghrib gitu. Loh kok ternyata ada tulisanku, ya seneng banget, triak-triak juga *ah ga juga sih :)*
Ini buktinyaaaaaa :D
Alhamdulillah, semoga makin termotivasi untuk terus berlatih menulis dan menulis :). Dan semoga semakin banyak tulisanku yang ada di media, Aamiin :)
Selasa, 07 Januari 2014
This’s Why I Don’t Go Home Late
Ngerasa bersalah atau ngerasa aneh, atau apalah istilahnya, intinya menunjukkan KETIDAKNYAMAN, waktu pulang telat? If you say ‘yes’, you’re like me! Dari dulu kalau pulang telat, ga tau itu karena nonton pertandingan basket sama adek, om, dan bulik (dulu waktu SMA), atau karena ngajar (sekarang, aku gabung di komunitas Save Street Child Surabaya, dimana ngajar *ehm, diganti kata main aja ya, biar terkesan santai, meski serius* dimulai jam 7 malem sampai sekitar jam 9), selalu ngerasa bersalah, aneh, pokoknya ga nyaman karena ga ‘gue banget’. Rasanya itu, ‘ih, kok baru pulang jam segini sih; perempuan tapi kok pulangnya malem, ga enak nih dilihat tetangga’.
Aku ga tau ya, sebenernya jam malam itu jam berapa. Tapi sejak kecil, orang tuaku selalu bilang ‘hayo, sudah jam 9, tidur, biar besok ga susah dibangunin dan ga telat ke sekolah’. Memang, dari TK, aku sekolah di sekolah yang masuknya jam 6.30 (TK kecil pun, aku masuk jam sepagi itu, baru TK besar masuk jam 9 *kalau ga salah* karena waktu itu kelasnya terbatas, jadi pagi hari kelasnya dipake TK kecil, sekitar jam 9 sampai sekitar jam 12 kelas dipake TK besar). Yaaa, I was a student of Taruna Dra. Zulaeha, dari TK sampai SMA. Dan setauku, di Probolinggo, sekolah yang masuknya sepagi itu cuma sekolahku, bahkan kalau lebaran dan ketemu sepupuku yang lain, yang tinggal di kota lain, termasuk Surabaya, tetep aja, aku yang masuknya terpagi. Sekolah mereka masuk jam 6.45.
Makanya, orang tuaku ga mau, aku telat tidur trus besok paginya susah dibangunin trus telat ke sekolah. Apalagi telat tidurnya cuma karena nonton TV. Ehm, bisa dipastikan kalau ga diizinkan. Kata mereka kalau mau nurutin acara TV, ga bakal ada habisnya karena selalu berusaha menayangkan acara yang menarik. Aku masih inget, suatu saat waktu di rumah sendiri, aku menghabiskan waktuku seharian cuma untuk nonton TV, selesai acara A, lanjut nonton acara B, begitu seterusnya, sampai ga kerasa kalau sudah sore. Pindah-pindah stasiun TV juga sering, entah karena acaranya kurang bagus atau cuma karena acara yang sedang ditonton sedang sponsor *yang sering banget lamaaaaaaaaaaaaaa buat mulai lagi setelah komersial break. Ga heran lah ya, waktu tau kalau ternyata penduduk Indonesia adalah orang yang paling banyak nonton iklan di seluruh dunia!* Ohya, dan heran deh, kenapa selalu ada stasiun TV yang ngerti seleraku -.- Aku suka banget acara talkshow, trus semacam ‘Orang Pinggiran’ di Trans 7, ‘Lentera Indonesia, Indonesia Bagus’ di Net TV, ‘Celebrity on Vocation, Ngulik’ di Trans TV. Selesei acara A di stasiun TV B, trus acaranya jelek, pindah ke stasiun TV A, ternyata ada acara kesukaanku. Keadaan itu berlagsung terus-menerus jadi sayang banget mau matikan TV, stasiun-stasiun TV itu seakan-akan sudah merencanakan jadwal menontonku dengan baik -.-.
Ditambah lagi kenyataan bahwa aku punya orang tua yang disipilin. Sempurnalah diriku dibuat untuk menjadi teratur. Nyesel? Ya ga lah karena keteraturan membuatku semuanya menjadi mudah :) *meski bukan berarti aku ga suka perubahan, suka sih, tapi kalau perubahan yang mendadak itu bukan aku banget!*
Oke, balik lagi ke topik awal. Karena permintaan orang tua untuk segera tidur kalau sudah jam 9 (meski ga papa tidur diatas jam 9 kalau belum selesai belajar di hari efektif dan masih pengen nonton TV di malam minggu), aku menjadikan jam 9 sebagai jam malam. Makanya, aku selalu ngerasa aneh kalau pulang ke rumah di atas jam 9, meskipun sebenernya diizinkan. Tapi tetep aja, jam 9 sebagai jam malam, dimana seharusnya aku sudah di rumah, meski belum mau akan tidur. Jam 9 masih di luar rumah itu kok rasanya ga nyaman.
Sekarang, aku tinggal sama bude. Dari awal, sebenernya aku diizinkan ikut main di Save Street Child Surabaya, tapi tetep aku ngerasa ga enak kalau jam 9 malem belum sampai rumah. Suatu waktu, aku nanya ke bude, ‘Sebenernya jam malam di rumah bude jam berapa?’. Tapi bude jawab, ‘Pulang jam berapapun ga papa, yang penting itu buat kebaikan dan ga macem-macem, bude percaya’. Meski gitu, aku tetep aja SMS bude kalau pulang telat-misalnya sudah selesei main sama adek-adek, yang sebenernya aku bisa langsung pulang kalau ga ada sesuatu yang PENTING harus dibicarakan dengan sesama volunteer/bukan cuma sekedar ngobrol kesana-kemari-misalnya karena hujan deres banget pake petir dan aku takut pulang, jadi bakal pulang kalau hujannya agak reda, se ga nya sudah ga petir. Kalau ga hujan, ya langsung pulang karena aku ga mau memanfaatkan kepercayaan bude, sudah selesei kok ga langsung pulang. Meskipun bude ga bakal tau/cari tau apa aku memang beneran pulang malem banget karena main sama adek-adek Save Street Child Surabaya atau yang lainnya.
Nah, sekarang akhirnya, aku menetapkan jam 10 malem atau paling telat jam 10.30 malem sebagai jam malamku kalau main sama temen-temen dan adek-adek Save Street Child Surabaya (hari Selasa, Rabu, dan Jumat). Tapi kalau hari biasa, ga ada kegiatan Save Street Child Surabaya, jam 9 malem adalah jam malemku. Makanya sering juga aku kalau keluar sama anak-anak budeku (budeku ga ikut jalan-jalan) dan sudah deket jam 9 mulai minta pulang. Kayak anak kecil? Ehm, ga juga, soalnya menurutku ga pantes aja perempuan keluar malem-malem apalagi cuma buat hal ga jelas, yang cuma ngabisin waktu, uang, dan tenaga. Kuno? Ah ga juga, demi apa aku dibilang kuno karena ga suka pulang larut malem? Aku mikir, kalau cuma buat refreshing dan mau lama, ya refreshing aja mulai sore, enak juga kan suasananya karena sudah ga panas kayak siang hari, dan jam 9 malem kita sudah bisa ada di rumah :).
Itu kenapa aku biasa aja alias ga ambil pusing, waktu temen-temen kuliahku bilang kalau aku anak rumahan, ga pernah pulang malem (entah ini maksudnya apa, mungkin bukan tipikal anak ‘gaul’ yang santai aja meski mereka perempuan dan masih di luar rumah hingga mendekati tengah malem). Karena menurutku ya inilah aku yang beda dengan mereka karena kita dibesarkan dengan cara yang berbeda.
Keadaan ini jadi buat aku mikir bahwa memang bener kalau kita sekarang dibentuk oleh kemarin. Aku jadi bertekad besok kalau sudah jadi ibu, mau membiasakan, menanamkan, mengajarkan sebanyak mungkin kebaikan pada anak-anakku. Ya, karena banyak hal pada diri kita saat ini adalah bentukan orang-orang yang merawat kita saat kita masih kecil :). Kalau sekarang mau jadi pribadi yang lebih baik, ya segera perbaiki diri agar beberapa waktu mendatang, kita menjadi pribadi yang lebih baik daripada saat ini karena sebenernya semua bisa diubah jika dibiasakan :D.
Aku ga tau ya, sebenernya jam malam itu jam berapa. Tapi sejak kecil, orang tuaku selalu bilang ‘hayo, sudah jam 9, tidur, biar besok ga susah dibangunin dan ga telat ke sekolah’. Memang, dari TK, aku sekolah di sekolah yang masuknya jam 6.30 (TK kecil pun, aku masuk jam sepagi itu, baru TK besar masuk jam 9 *kalau ga salah* karena waktu itu kelasnya terbatas, jadi pagi hari kelasnya dipake TK kecil, sekitar jam 9 sampai sekitar jam 12 kelas dipake TK besar). Yaaa, I was a student of Taruna Dra. Zulaeha, dari TK sampai SMA. Dan setauku, di Probolinggo, sekolah yang masuknya sepagi itu cuma sekolahku, bahkan kalau lebaran dan ketemu sepupuku yang lain, yang tinggal di kota lain, termasuk Surabaya, tetep aja, aku yang masuknya terpagi. Sekolah mereka masuk jam 6.45.
Makanya, orang tuaku ga mau, aku telat tidur trus besok paginya susah dibangunin trus telat ke sekolah. Apalagi telat tidurnya cuma karena nonton TV. Ehm, bisa dipastikan kalau ga diizinkan. Kata mereka kalau mau nurutin acara TV, ga bakal ada habisnya karena selalu berusaha menayangkan acara yang menarik. Aku masih inget, suatu saat waktu di rumah sendiri, aku menghabiskan waktuku seharian cuma untuk nonton TV, selesai acara A, lanjut nonton acara B, begitu seterusnya, sampai ga kerasa kalau sudah sore. Pindah-pindah stasiun TV juga sering, entah karena acaranya kurang bagus atau cuma karena acara yang sedang ditonton sedang sponsor *yang sering banget lamaaaaaaaaaaaaaa buat mulai lagi setelah komersial break. Ga heran lah ya, waktu tau kalau ternyata penduduk Indonesia adalah orang yang paling banyak nonton iklan di seluruh dunia!* Ohya, dan heran deh, kenapa selalu ada stasiun TV yang ngerti seleraku -.- Aku suka banget acara talkshow, trus semacam ‘Orang Pinggiran’ di Trans 7, ‘Lentera Indonesia, Indonesia Bagus’ di Net TV, ‘Celebrity on Vocation, Ngulik’ di Trans TV. Selesei acara A di stasiun TV B, trus acaranya jelek, pindah ke stasiun TV A, ternyata ada acara kesukaanku. Keadaan itu berlagsung terus-menerus jadi sayang banget mau matikan TV, stasiun-stasiun TV itu seakan-akan sudah merencanakan jadwal menontonku dengan baik -.-.
Ditambah lagi kenyataan bahwa aku punya orang tua yang disipilin. Sempurnalah diriku dibuat untuk menjadi teratur. Nyesel? Ya ga lah karena keteraturan membuatku semuanya menjadi mudah :) *meski bukan berarti aku ga suka perubahan, suka sih, tapi kalau perubahan yang mendadak itu bukan aku banget!*
Oke, balik lagi ke topik awal. Karena permintaan orang tua untuk segera tidur kalau sudah jam 9 (meski ga papa tidur diatas jam 9 kalau belum selesai belajar di hari efektif dan masih pengen nonton TV di malam minggu), aku menjadikan jam 9 sebagai jam malam. Makanya, aku selalu ngerasa aneh kalau pulang ke rumah di atas jam 9, meskipun sebenernya diizinkan. Tapi tetep aja, jam 9 sebagai jam malam, dimana seharusnya aku sudah di rumah, meski belum mau akan tidur. Jam 9 masih di luar rumah itu kok rasanya ga nyaman.
Sekarang, aku tinggal sama bude. Dari awal, sebenernya aku diizinkan ikut main di Save Street Child Surabaya, tapi tetep aku ngerasa ga enak kalau jam 9 malem belum sampai rumah. Suatu waktu, aku nanya ke bude, ‘Sebenernya jam malam di rumah bude jam berapa?’. Tapi bude jawab, ‘Pulang jam berapapun ga papa, yang penting itu buat kebaikan dan ga macem-macem, bude percaya’. Meski gitu, aku tetep aja SMS bude kalau pulang telat-misalnya sudah selesei main sama adek-adek, yang sebenernya aku bisa langsung pulang kalau ga ada sesuatu yang PENTING harus dibicarakan dengan sesama volunteer/bukan cuma sekedar ngobrol kesana-kemari-misalnya karena hujan deres banget pake petir dan aku takut pulang, jadi bakal pulang kalau hujannya agak reda, se ga nya sudah ga petir. Kalau ga hujan, ya langsung pulang karena aku ga mau memanfaatkan kepercayaan bude, sudah selesei kok ga langsung pulang. Meskipun bude ga bakal tau/cari tau apa aku memang beneran pulang malem banget karena main sama adek-adek Save Street Child Surabaya atau yang lainnya.
Nah, sekarang akhirnya, aku menetapkan jam 10 malem atau paling telat jam 10.30 malem sebagai jam malamku kalau main sama temen-temen dan adek-adek Save Street Child Surabaya (hari Selasa, Rabu, dan Jumat). Tapi kalau hari biasa, ga ada kegiatan Save Street Child Surabaya, jam 9 malem adalah jam malemku. Makanya sering juga aku kalau keluar sama anak-anak budeku (budeku ga ikut jalan-jalan) dan sudah deket jam 9 mulai minta pulang. Kayak anak kecil? Ehm, ga juga, soalnya menurutku ga pantes aja perempuan keluar malem-malem apalagi cuma buat hal ga jelas, yang cuma ngabisin waktu, uang, dan tenaga. Kuno? Ah ga juga, demi apa aku dibilang kuno karena ga suka pulang larut malem? Aku mikir, kalau cuma buat refreshing dan mau lama, ya refreshing aja mulai sore, enak juga kan suasananya karena sudah ga panas kayak siang hari, dan jam 9 malem kita sudah bisa ada di rumah :).
Itu kenapa aku biasa aja alias ga ambil pusing, waktu temen-temen kuliahku bilang kalau aku anak rumahan, ga pernah pulang malem (entah ini maksudnya apa, mungkin bukan tipikal anak ‘gaul’ yang santai aja meski mereka perempuan dan masih di luar rumah hingga mendekati tengah malem). Karena menurutku ya inilah aku yang beda dengan mereka karena kita dibesarkan dengan cara yang berbeda.
Keadaan ini jadi buat aku mikir bahwa memang bener kalau kita sekarang dibentuk oleh kemarin. Aku jadi bertekad besok kalau sudah jadi ibu, mau membiasakan, menanamkan, mengajarkan sebanyak mungkin kebaikan pada anak-anakku. Ya, karena banyak hal pada diri kita saat ini adalah bentukan orang-orang yang merawat kita saat kita masih kecil :). Kalau sekarang mau jadi pribadi yang lebih baik, ya segera perbaiki diri agar beberapa waktu mendatang, kita menjadi pribadi yang lebih baik daripada saat ini karena sebenernya semua bisa diubah jika dibiasakan :D.
Langganan:
Postingan (Atom)