Hei bloggyyyyyy :)
Seneng banget waktu kemaren tau dapet juara 3 lomba review buku 'Don't Worry To Be A Mommy!'Kalau pengen tau bukunya kayak apa, mending baca postingku sebelumnya, yang judulnya BEING A MOTHER? SIAPA TAKUUUT :) *promosi :)
Seneng sih, meski juara III, lah soalnya saingannya ibu-ibu, hahahaha *kan buku parenting, anak sekarang mana mau baca begitu -apaan sih makin ga nyambung
Waktu tau pengumuman tentang ada lomba review buku trus lihat hadiah2nya sebenernya yang paling pantes aku punya adalah boneka (hadiah juara III), selain buku-buku :D Juara kedua handuk. Oke, bisa aku pake meskipun punya stok handuk banyak :D Juara pertama jumpsuit bayi. Jujur, ini bikin bingung. Lah married aja belum, apalagi punya bayi, lha kok jumpsuit? Tapi trus mikir, oke, bisa aku pakaikan buat bayiku nanti (yaaa, 3 tahun lagi lah yaaa, Insyaallah :))
Eh ternyata Allah sesuai prasangka hamba-Nya beneran. Aku juara III. Hahaha, sebenernya antara ga percaya sama ngarep. Ngarep jadi juara pertama malahan, meski hadiahnya jumpsuit :D Dimana-mana, juara I lebih baik+lebih keren daripada juara II dan juara III. Tapi so far, menangnya aku ini, bikin aku bersemangat untuk menulis. Se ga nya karena ada orang yang mengapresisi tulisanku *lebay
Sebenernya, dari dulu, aku suka nulis, tapi ya sekedar curhatan ga bermakna. Kepikiran buat nerbitin buku, tapi berakhir dengan rancangan-rancangan di kertas-kertas, yang sekarang entah dimana :D
Semoga ini menjadi awal bagiku untuk (kembali) giat menulis hal-hal yang bermakna, bermanfaat, dan menginspirasi orang lain, aamiin :)
Ini bukti aku juara III review buku *pengumumannya di website penerbitnya :)
Minggu, 08 Desember 2013
Trying to show My Love :)
My mother is a poem. I’ll never be able to write, though everything I write is a poem to my mother –Sharon Doubiago
Ya, pernyataan itu bener banget. Setuju banget!
Meski begitu, sekarang, aku mau bikin sedikit tulisan buat wanita luar biasa yang telah 9 bulan menjagaku dalam kandungan yang sehat sehingga membuatku nyaman di dalam dan hadir di dunia ini dengan selamat dan sehat wal’afiat, 22 tahun bersamaku, menjagaku dari orang-orang atau hal-hal buruk, menguatkanku saat aku down, merawatku ketika aku sakit, membimbingku untuk menjadi insan lebih baik baik, dalam berpikir dan bersikap, dan masih banyak kebaikan lain, yang diberikannya padaku, tanpa imbalan :).
Setidaknya, melalui tulisan ini, wanita yang kumaksud mengetahui bahwa aku mencintai dan menyayanginya juga. Sehingga, wanita tersebut tidak akan berpikir bahwa cinta dan kasih sayangnya tak berbalas. Ya meski lagi-lagi, seberapa panjang aku menulis untuknya, tidak benar-benar menunjukkan dalamnya rasaku padanya. May only God knows how deep my love to her :).
She is my great mother :)
Ibu, betapa bangganya aku memilikimu, semoga engkau juga bangga padaku :). Aku sayaaaaaaang sekali padamu, semoga sayangku tidak seperti pepatah ‘kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah’ :).
Ibu, maafkan aku belum bisa menjadi seorang anak yang ideal untuk ibu yang luar biasa sepertimu. Aku belum bisa menjadi anak seperti yang kau harapkan melalui nama yang kau berikan padaku –Anugrah Rahmayani, belum menjadi anak seperti dalam doa-doa yang engkau sampaikan pada Allah diakhir shalat wajib dan sunahmu, diantara adzan dan iqomah dilima waktu shalat, bahkan sepanjang harimu (saat engkau melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tiada habisnya, melalui dzikirmu).
Ibu, engkau tidak pernah sekalipun membandingkanku dengan anak-anak dari ibu-ibu lain yang lebih baik dariku, bahkan menceritakan kelemahanku pada orang lain. Engkau selalu berhasil menciptakan kebahagiaan dalam dirimu, dengan selalu bersyukur atas apa yang telah kau miliki (termasuk memiliki anak sepertiku –yang memiliki banyak kekurangan). Engkau memilih untuk mendoakanku karena hanya Allah yang dapat mebolak-balikkan hati manusia, dan mengingatkanku untuk terus menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang, daripada mengeluhkan hal-hal yang kurang kau harapkan dariku. Engkau berhasil ‘menghijaukan rumputmu’ sehingga membuat orang lain ingin memiliki ‘hijaunya rumputmu’, sehingga pepatah rumput tetangga lebih hijau, tidak berlaku bagimu.
Ibu, aku hanya dapat menyampaikan terima kasih untuk semua yang telah kau berikan dengan tiada henti :). Aku menyayangimu selalu, walau tidak bisa kukatakan setiap saat. Semoga rasa sayangku bisa sedikit memperkuat quote dari Mildred B. Vermont “being a mother is one of the highest salaried jobs, since the payment is pure love”.
Putrimu yang selalu menyayangimu,
Anugrah Rahmayani
Ya, pernyataan itu bener banget. Setuju banget!
Meski begitu, sekarang, aku mau bikin sedikit tulisan buat wanita luar biasa yang telah 9 bulan menjagaku dalam kandungan yang sehat sehingga membuatku nyaman di dalam dan hadir di dunia ini dengan selamat dan sehat wal’afiat, 22 tahun bersamaku, menjagaku dari orang-orang atau hal-hal buruk, menguatkanku saat aku down, merawatku ketika aku sakit, membimbingku untuk menjadi insan lebih baik baik, dalam berpikir dan bersikap, dan masih banyak kebaikan lain, yang diberikannya padaku, tanpa imbalan :).
Setidaknya, melalui tulisan ini, wanita yang kumaksud mengetahui bahwa aku mencintai dan menyayanginya juga. Sehingga, wanita tersebut tidak akan berpikir bahwa cinta dan kasih sayangnya tak berbalas. Ya meski lagi-lagi, seberapa panjang aku menulis untuknya, tidak benar-benar menunjukkan dalamnya rasaku padanya. May only God knows how deep my love to her :).
She is my great mother :)
Ibu, betapa bangganya aku memilikimu, semoga engkau juga bangga padaku :). Aku sayaaaaaaang sekali padamu, semoga sayangku tidak seperti pepatah ‘kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah’ :).
Ibu, maafkan aku belum bisa menjadi seorang anak yang ideal untuk ibu yang luar biasa sepertimu. Aku belum bisa menjadi anak seperti yang kau harapkan melalui nama yang kau berikan padaku –Anugrah Rahmayani, belum menjadi anak seperti dalam doa-doa yang engkau sampaikan pada Allah diakhir shalat wajib dan sunahmu, diantara adzan dan iqomah dilima waktu shalat, bahkan sepanjang harimu (saat engkau melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tiada habisnya, melalui dzikirmu).
Ibu, engkau tidak pernah sekalipun membandingkanku dengan anak-anak dari ibu-ibu lain yang lebih baik dariku, bahkan menceritakan kelemahanku pada orang lain. Engkau selalu berhasil menciptakan kebahagiaan dalam dirimu, dengan selalu bersyukur atas apa yang telah kau miliki (termasuk memiliki anak sepertiku –yang memiliki banyak kekurangan). Engkau memilih untuk mendoakanku karena hanya Allah yang dapat mebolak-balikkan hati manusia, dan mengingatkanku untuk terus menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang, daripada mengeluhkan hal-hal yang kurang kau harapkan dariku. Engkau berhasil ‘menghijaukan rumputmu’ sehingga membuat orang lain ingin memiliki ‘hijaunya rumputmu’, sehingga pepatah rumput tetangga lebih hijau, tidak berlaku bagimu.
Ibu, aku hanya dapat menyampaikan terima kasih untuk semua yang telah kau berikan dengan tiada henti :). Aku menyayangimu selalu, walau tidak bisa kukatakan setiap saat. Semoga rasa sayangku bisa sedikit memperkuat quote dari Mildred B. Vermont “being a mother is one of the highest salaried jobs, since the payment is pure love”.
Putrimu yang selalu menyayangimu,
Anugrah Rahmayani
Langganan:
Postingan (Atom)