My mother is a poem. I’ll never be able to write, though everything I write is a poem to my mother –Sharon Doubiago
Ya, pernyataan itu bener banget. Setuju banget!
Meski begitu, sekarang, aku mau bikin sedikit tulisan buat wanita luar biasa yang telah 9 bulan menjagaku dalam kandungan yang sehat sehingga membuatku nyaman di dalam dan hadir di dunia ini dengan selamat dan sehat wal’afiat, 22 tahun bersamaku, menjagaku dari orang-orang atau hal-hal buruk, menguatkanku saat aku down, merawatku ketika aku sakit, membimbingku untuk menjadi insan lebih baik baik, dalam berpikir dan bersikap, dan masih banyak kebaikan lain, yang diberikannya padaku, tanpa imbalan :).
Setidaknya, melalui tulisan ini, wanita yang kumaksud mengetahui bahwa aku mencintai dan menyayanginya juga. Sehingga, wanita tersebut tidak akan berpikir bahwa cinta dan kasih sayangnya tak berbalas. Ya meski lagi-lagi, seberapa panjang aku menulis untuknya, tidak benar-benar menunjukkan dalamnya rasaku padanya. May only God knows how deep my love to her :).
She is my great mother :)
Ibu, betapa bangganya aku memilikimu, semoga engkau juga bangga padaku :). Aku sayaaaaaaang sekali padamu, semoga sayangku tidak seperti pepatah ‘kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah’ :).
Ibu, maafkan aku belum bisa menjadi seorang anak yang ideal untuk ibu yang luar biasa sepertimu. Aku belum bisa menjadi anak seperti yang kau harapkan melalui nama yang kau berikan padaku –Anugrah Rahmayani, belum menjadi anak seperti dalam doa-doa yang engkau sampaikan pada Allah diakhir shalat wajib dan sunahmu, diantara adzan dan iqomah dilima waktu shalat, bahkan sepanjang harimu (saat engkau melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tiada habisnya, melalui dzikirmu).
Ibu, engkau tidak pernah sekalipun membandingkanku dengan anak-anak dari ibu-ibu lain yang lebih baik dariku, bahkan menceritakan kelemahanku pada orang lain. Engkau selalu berhasil menciptakan kebahagiaan dalam dirimu, dengan selalu bersyukur atas apa yang telah kau miliki (termasuk memiliki anak sepertiku –yang memiliki banyak kekurangan). Engkau memilih untuk mendoakanku karena hanya Allah yang dapat mebolak-balikkan hati manusia, dan mengingatkanku untuk terus menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang, daripada mengeluhkan hal-hal yang kurang kau harapkan dariku. Engkau berhasil ‘menghijaukan rumputmu’ sehingga membuat orang lain ingin memiliki ‘hijaunya rumputmu’, sehingga pepatah rumput tetangga lebih hijau, tidak berlaku bagimu.
Ibu, aku hanya dapat menyampaikan terima kasih untuk semua yang telah kau berikan dengan tiada henti :). Aku menyayangimu selalu, walau tidak bisa kukatakan setiap saat. Semoga rasa sayangku bisa sedikit memperkuat quote dari Mildred B. Vermont “being a mother is one of the highest salaried jobs, since the payment is pure love”.
Putrimu yang selalu menyayangimu,
Anugrah Rahmayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar