Sabtu, 04 Juli 2015

Ramadhanku



Halo, bloggy! :)

Lama sekali ya, saya tidak update blog, tau-tau sudah Ramadhan saja :D. Marhaban yaa Ramadhan, selamat menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan, bloggy. Semoga pada Ramadhan kali ini, kita dapat mengisinya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat daripada tahun-tahun sebelumnya dan dapat dipertemukan lagi pada Ramadhan tahun-tahun berikutnya, ya. Aamiin :).

Alhamdulillah, Ramadhan kali ini, saya mengisinya dengan hal yang lebih baik daripada Ramadhan tahun lalu, meskipun belum bisa disebut dengan ibadah yang sempurna *yaiya lha wong shalat Sunnah Rawatib masih bolong-bolong -.-*. Setidaknya, Ramadhan kali ini, saya selalu Shalat Tarawih dan Shalat Shubuh di masjid dekat rumah, selalu Shalat Sunnah Tahajjud dan Dhuha *biasanya lubang-lubang, iya, lubang besar alias hampir nggak pernah dilakukan hanya karena ngantuk, malas, atau sok sibuk-.-*, mengaji setidaknya sekali dalam sehari (meskipun sampai saat ini, di hari ke-17 Bulan Ramadhan, dalam sehari, saya hanya mengaji maksimal dua kali –setelah Shalat Shubuh dan setelah shalat Tarawih, itupun sehari juga belum sampai satu juz :( *belum bisa ODOJ (One Day One Juz)*), dan sejak beberapa hari yang lalu, saya mulai bisa untuk tidak tidur lagi setelah bangun pagi untuk sahur meskipun belum setiap hari *yeay, finally, I can do that! :)*.

Ramadhan kali ini pun, saya lebih bersemangat untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Entah mengapa saya menjadi kerajinan menyapu dan mengepel (yang sebelumnya, belum tentu saya lakukan seminggu sekali -.-), mencuci piring dan peralatan dapur berkali-kali dalam sehari, serta belajar memasak. Iya, belajar memasak, something that I am not interseted in (in the past time) :D. Ya meskipun hanya sekedar sayur sederhana seperti sop dan sayur bayam, mie goreng jawa, udang goreng, dan bunga kol goreng, dimana itu pun semua adalah makanan favourite saya dan/atau makanan yang saya butuhkan/harus sering saya konsumsi untuk mempertahankan kadar hemoglobin saya yang cenderung di bawah normal.

Saya juga sedang belajar menjahit lhooo, ya meskipun baru belajar untuk menjahit pakaian yang sedikit sobek :D *proud of myself, karena sebelumnya, saya selalu berdalih dan keukeuh bahwa masih ada banyak penjahit yang siap menjahit pakaian saya yang sobek atau kancing baju saya yang terlepas dimana  jika saya melakukannya sendiri, maka pemasukan penjahit tersebut akan berkurang *alasannya maksa banget** .

Jujur, saya tidak tahu apa yang membuat saya sangat bersemangat untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah *bingung mau pasang emoticon apa* karena memang tidak ada seorang pun yang memaksa saya untuk belajar melakukan itu semua (terutama belajar memasak dan menjahit). Tapi, saya senang dengan ini semua. Setidaknya, jika sebentar lagi, saya harus benar-benar hidup mandiri (entah karena sebentar lagi saya akan pergi jauh dari comfort zone, menikah, atau hal lainnya), saya akan siap menghadapinya.

Asli, Ramadhan kali ini, saya serasa dikarantina untuk bisa survive saat saya berada jauh dari segalanya/siapapun –lingkungan yang benar-benar baru, hahahahaha :D. Jika dibilang anak manja, sebenarnya saya tidak terlalu manja. Saya biasa melakukan apapun sendiri –mengantar pakaian kotor ke laundry untuk urusan mencuci dan menyetrika pakaian (kulit saya sangat tipis sehingga setiap kali selesai mencuci pakaian, tangan saya lecet berat, dan luka tersebut biasanya akan mengering seminggu kemudian saat pakaian kotor kembali menggunung –mencuci pakaian kotor -> tangan lecet -> (seminggu kemudian) luka mengering -> mencuci pakaian kotor hasil seminggu tidak mencuci -> tangan lecet -> (seminggu kemudian) luka mengering -> mencuci pakaian kotor hasil seminggu tidak mencuci, begitulah siklusnya -.-), membeli makan di warung makan/kantin, belanja kebutuhan bulanan, dan sebagainya. Tapi, saya belum benar-benar mengerjakan pekerjaan tersebut oleh diri saya sendiri. Tentu ini tidak masalah jika kita ditakdirkan untuk selalu hidup di lingkungan yang menyediakan itu semua. Tapi, bagaimana kalau tidak? Waaah, saya tentu akan sangat kalang kabut mengatasinya  *mulai drama*. Saya terbiasa mengantar pakaian kotor di laundry sendiri, tapi jika di lingkungan baru nanti saya tidak menemukan penyedia jasa laundry (misal berada di daerah terbelakang semacam daerah penempatan Pengajar Muda Indonesia Mengajar atau Sarjana Muda SM3T) atau saya harus benar-benar pandai membuat skala prioritas pengeluaran (misal saat kuliah bermodal beasiswa yang diberi jatah pengeluaran hidup tiap bulannyanya secara pas (pas untuk makan, transportasi, dan sebagainya secara SEDERHANA)), pakaian-pakaian kotor saya mau diantar ke mana? Mau diantar siapapun, pakaian-pakaian kotor saya tidak akan menjadi bersih :). Terlepas jika suatu saat nanti, saya akan memiliki ART, saya merasa harus tetap bisa melakukan itu semua karena akan ada kalanya ART pulang kampung dan urusan rumah kembali menjadi tanggung jawab Sang Empunya :D.

Singkat kata, sepertinya yang membuat saya menjadi sangat bersemangat untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah adalah karena saya MERASA PERLU belajar dan membiasakan diri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga tersebut sendiri secara rutin, sebagaimana saya melakukan ibadah wajib lima kali dalam sehari.

Oke bloggy, semoga bloggy juga bisa mengisi Ramadhan tahun ini dengan sebaik-baiknya dengan apapun kegiatan pilihan bloggy, misal mencoba menghafal Al-Quran, mengaji satu juz setiap hari, dan sebagainya. Semoga pula, Ramadhan kali ini bisa menjadi awal untuk menjadi manusia yang lebih baik. Aamiin :) :) :).