Kamis, 24 April 2014

Kebahagiaanku, Kebahagiaanmu, Bahagianya Kita :)

Hallo bloggy :)

By the way, do you still remember about these -bekel, gobak sodor, mariam-mariam, kucing dan tikus-?

Ya, itu semua adalah permainan-permainan tradisional, permainan-permainan saya dan mungkin beberapa bloggy mainkan saat masih kecil dan mungkin saat ini dirindukan.

Jujur ya, saya kangeeen sekali dengan permainan-permainan semacam itu, termasuk patekong, petak umpet, lompat tali karet, cublek-cublek suweng, dan entah apalagi namanya. Saya sangat merindukannya!

Seingat saya, permainan tradisional terakhir yang saya mainkan adalah bekel dan lompat tali karet saat saya kelas 2 SD.

Kasihan banget ya? Hahahaha, kata para volunteer pengajar Save Street Child Surabaya, masa kecil saya sangat kurang bahagia, masa permainan gratis gitu aja ga dimainkan :D.

Saya kalem aja dibilang begitu karena saya tidak pernah merasa kurang bahagia. Meski tidak punya waktu untuk bermain, saya merasa bahagia dengan masa kecil saya (dan sekarang tentunya).

Saya bahagia walau masa kecil saya dihabiskan untuk belajar ulangan harian yang tiada hentinya dan segala PR sekolah karena saya bisa bahagia karena mendapat nilai yang cukup baik (zaman SD-SMP, alhamdulillah, saya tidak bego-bego banget, tapi kalau SMA, jangan ditanya. Baca saja ini :(). Saya sadar kalau saya tidak cerdas, maka modal utama saya ya ketekunan supaya saya dapat berada di baris depan.

Mengapa saya bilang ulangan harian dan PR yang tiada henti?
Sejak TK hingga SMA, saya sekolah di Yayasan Pendidikan PT Kertas Leces Persero, yayasan milik pabrik tempat bapak saya bekerja, yaitu Taruna Dra. Zulaeha. Sekolah ini menerapkan ulangan harian dan pemberian PR setiap hari, dari jenjang pendidikan SD-SMA, dimana jadwalnya telah sangat terorganisir (jadi tidak ada istilah ulangan mendadak di sekolah saya). Setiap bulan, saya mendapat jadwal yang diketik dan ditandatangani kepala sekolah itu. Kemudian, saya menyalinnya di buku KOSS (baca Ko S S). Setiap hari, ibu saya tanda tangan di buku itu, pun bila ulangan dibagikan, lalu saya menuliskannya di buku KOSS itu.

Setiap bulan pun saya menerima laporan bulanan berisi nilai-nilai mata pelajaran hasil ulangan-ulangan harian dan PR saya. CUKUP dengan melihat nilai berwarna hitam di laporan bulanan itu, saya merasa bahagia :). Makin bahagia kalau mendapat uang banyak dan hadiah dari orang tua, hahaha, karena nilai-nilai saya. Pssst, orang tua saya tidak keberatan lho mengeluarkan uang Rp 10.0000 untuk nilai 100, Rp 9.000 untuk nilai 90-99, dan Rp 8.000 (kalau ga salah) untuk nilai 80-89, setiap ulangan harian untuk menyemangati saya belajar :). Zaman segitu, iming-iming segitu mah menggiurkan sekali :D. Bisa dibayangkan berapa rupiah uang yang saya dapatkan dari ulangan-ulangan harian saya yang saya 'rindukan' sekarang ini, jika dalam sebulan, jadwal ulangan harian saya mencapai 25 kali? :D :D :D

Aah, saya merindukan masa itu, walau mungkin terkesan menyeramkan :D...

Saya bahagia walau malam minggu saya dihabiskan untuk mengerjakan PR matematika, atau mengerjakan latihan-latihan soal atas inisiatif saya sendiri karena jika nantinya saat guru saya menjadikan soal-soal itu sebagai PR, maka saya dapat bebas dan merasa menjadi 'malaikat penolong' karena hasil pekerjaan saya akan keliling kelas :D.

Saya bahagia walaupun saya harus selalu bangun sangaaat pagi agar tidak terlambat sekolah, seperti yang saya ceritakan di sini karena dengannya, saya bisa menjadi teratur seperti saat ini :).

Saya bahagia walau liburan sekolah saya 'hanya' dihabiskan dengan makan Holanda Coco Bear sambil bercerita apa saja dengan orang tua saya.

Sungguh 'sederhana' hal-hal yang membuat saya bahagia, atau mungkin saya terlampau mudah menciptakan bahagia (?) :).


Apalagi setelah saya melihat keadaan adik-adik Save Street Child Surabaya yang keadaannya tidak 'lebih baik' dari saya. Mereka sering tidak masuk sekolah karena kelelahan berjualan, sedangkan saat di usia mereka, saya dapat belajar dan mengerjakan PR dengan semangat dan tenang karena tidak kelelahan telah berpanas-panas dan berhujan-hujan demi rupiah. Saya dapat sampai sekolah tepat waktu karena bisa istirahat cukup, tapi adik-adik ini sering terlambat masuk sekolah karena mereka masih mengantuk saat bangun pagi karena tidurnya sudah terlalu larut malam, menunggu dagangannya habis terjual semua.

Semua perbedaan antara keadaan saya dan adik-adik ini yang membuat saya makin bersyukur dengan masa kecil saya yang katanya kurang bahagia :).


Okeee, mari kembali ke cerita awal saya yaaa, mengapa saya mendadak bertanya tentang permainan tradisional di awal posting.

Selasa tanggal 22 April, saat saya mengajar adik-adik Save Street Child Surabaya di Taman Bungkul, kami memainkan permainan-permainan itu. Sebenarnya, kemarin adalah jadwal kami untuk belajar matematika, tapi karena ada huru-hara, akhirnya kami bermain bekel, dilanjut dengan kucing dan tikus, lalu mariam-mariam (lama tidak bermain mariam-mariam, saya sukses melupakan keberadaan permainan ini -.-).

Senaaang sekali rasanya bisa bermain permainan-permainan itu karena selain mengobati kerinduan memainkan permainan-permainan itu, saya, sesama volunteer pengajar, dan adik-adik menjadi lebih akrab dan kompak :D. Misalnya, saat kami bermain kucing dan tikus, kami bekerja sama melindungi 'tikus' agar tidak tertangkap 'kucing'. Dan, wooow, kami berhasil melindungi 'tikus' hingga membutuhkan waktu yang sangaaat lama untuk mengakhiri permainan ini karena 'tikus' berlari sangat gesit, bahkan hingga ada adik yang mengatakan, "Haduh, kesel aku mbak ngadek thok kaet maeng" (itu ejaannya benar ga ya? :D Artinya, "Haduh, aku capek mbak daritadi berdiri terus") :D.

Sungguh, kemarin malam adalah malam yang membahagiakan, kami banyak tertawa, bahkan kami dapat tertawa lepas.

Kami dapat sangat bahagia tanpa 'kemewahan', bagaimana denganmu bloggy? :)

Selasa, 22 April 2014

TENTH DAY: One CONFESSION

Haaai bloggy :D

Waw, ini hari terakhir saya ikut blog challenge!

Saya berhasil sepuluh hari nge-blog tanpa bolong (meskipun di menit-menit terakhir sebelum pergantian hari)! :D. Semoga setelah ini, saya bisa tetep rajin dan semangat nge-blog, menjadikan nge-blog sebagai salah satu aktivitas sehari-hari yang menyenangkan :).

Sebenernya, saya nge-blog untuk berlatih menulis. Saya masih ingin dan sangat berniat menjadi penulis. Saya memimpikan menjadi penulis sejak SMP. Seneng banget rasanya kalau tulisan kita bisa dibaca orang lain. Karena saya belum meluncurkan buku *nulis aja belum*, maka saya menulis di blog supaya orang lain bisa menemukan tulisan saya :D.



Oke, cukup sekian pengakuan saya :D.

Daagh, bloggy :)

Senin, 21 April 2014

NINTH DAY: Two EMOTIONS DESCRIBE My Life RIGHT NOW

Hello bloggy!

H-1 iniiiiii *bersemangat* :D

Akhir-akhir ini, saya merasakan bersalah dan sedih...

Mengapa merasa bersalah?

Saya merasa mudah lelah akhir-akhir ini. Sepertinya karena saya belum terlalu sembuh. Karena itulah, akhir-akhir ini, saya jadi lebih sering tidur, hari-hari saya terasa kurang produktif, saya juga menjadi sangat sensitif...

Saya jadi tidak punya waktu yang cukup adil untuk keluarga, Yunaraya, murid-murid saya, dan adik-adik Save Street Child Surabaya. Saya merasa melakukan hal-hal untuk mereka dengan sangat tidak maksimal :(. Saya sudah berusaha kuat, tapi ga bisa membuat saya dapat memberi lebih pada mereka semua seperti biasanya...

Sedih sekali rasanya saat saya secara tidak sengaja mengabaikan mereka hanya untuk tidur... Padahal moment-moment dengan mereka sangat saya nantikan. Misalnya, saat pagi, saya ingin segera siang agar dapat segera bertemu murid-murid saya dan menanyakan hari-hari mereka di sekolah. Tapi saat siang tiba, saya malah ingin segera tiba jadwal bertemu adik-adik Save Street Child Surabaya, rasa rindu pada mereka juga tidak kalah besar dengan murid-murid saya. Tapi ternyata saat itu tiba, saya ingin segera pulang agar dapat segera mengobrol seru dan rumpik dengan budhe dan sepupu saya. Tapi setelah sampai rumah, saya malah ingin segera tidur karena saya merasa sangat lelah. Padahal, saya masih harus mencicil printilan mengajar untuk mengajar besok. Akhirnya, besok pagi, saya dikejar-kejar waktu untuk segera menyelesaikan printilan itu sehingga 'mengabaikan' Yunaraya. Bangun pagi saya pun untuk Shalat Shubuh menjadi lebih siang. Saya tidak bisa lagi bangun dan tidak tidur lagi setelah Shalat Shubuh karena tubuh masih terasa sangat lelah. Bahkan, untuk memaksa tubuh agar tidak malas, saya mandi, tapi ternyata, setelah mandi, ga ada perubahan, badan saya malah ngilu-ngilu :(.

Pernah ya, saat Yunaraya ke tempat saya, saya malah 'asyik' mengerjakan printilan, padahal tempat saya dari kos Yunaraya itu sangat jauh, naik motor aja bisa butuh waktu sampai 45 menit.

Tapi saya bisa apa? :(


Mengapa saya merasa sedih?


Seperti yang bloggy tahu, saat ini Indonesia Mengajar memulai masa karantina Pengajar Muda VIII.

Betapa seringnya, twitter maupun facebook Indonesia Mengajar meng-update info mengenai calon pengajar muda VIII itu. Begitu pula dengan teman-teman yang saya temui saat seleksi tahap kedua. Facebook mereka terus meng-update perkembangan keberangkatan mereka ke Cisarua, tempat training mereka selama tujuh minggu.

Okelah ya kalau akun-akun Indonesia Mengajar yang meng-update karena saya tahu bahwa salah satu tugas mereka adalah 'promosi' supaya kedepannya mereka dapat menjaring generasi muda Indonesia yang semakin baik dan memperketat persaingan. Walau demikian, saya sempet yang kepengen unfollow account twitter Indonesia Mengajar yang rasanya setiap menit membuat hati saya tersayat *oke, ini lebay*. Tapi ga lah, saya masih mem-follow account Indonesia Mengajar dan sebangsanya, seperti Kelas Inspirasi, Indonesia Menyala, dan Jadi Pengajar Muda, karena melalui account-account mereka, saya selalu dapat mengembalikan semangat saya yang timbul tenggelam...

Tapi, yang saya ga habis pikir, mengapa teman-teman saya itu juga ikut update? Iya, itu memang hak mereka mau posting apa saja yang mereka mau di account social media mereka, tapi apa mereka ga memikirkan perasaan saya dan sekian ribu lainnya yang ga terpilih? Untuk apa mereka 'promosi' diri mereka?

Jujur, saat saya lolos ke seleksi tahap kedua dan 'mengalahkan' sekian ribu pendaftar lainnya, saya sangat berhati-hati menceritakan 'keberhasilan' saya itu. Saya takut ada pendaftar yang tidak lolos, yang sedih karena saya lolos.

Update mereka makin membuat saya sedih karena saya telah pernah hampir menjadi seperti mereka, tapi terhenti. Saya rasa, saya ga iri, tapi saya hanya sedih, seperti yang saya ceritakan di sini.

Bloggy, tolong doakan saya ya, supaya saya segera sembuh dan move on dari seleksi Pengajar Muda Indonesia Mengajar VIII :).

Minggu, 20 April 2014

EIGHTH DAY: Three TURN ONS

Hallo bloggy :D

Wiiiiih, ga kerasa, hari ini adalah hari ke-8 saya ikut challenge :D :D :D *bangga*.

Saat ini, saya akan mengatakan hal-hal yang saya 'hidupkan'. Mereka adalah:

1. Tertib

Karena saya sangat tertib, saya rasa, saya hanya dapat 'hidup' dengan orang-orang yang tertib pula. Saya merasa ga cocok dengan orang yang berantakan, serba terburu-buru, ga punya rencana, dan segala ketidakteraturan lainnya.

Saya memang bukan orang yang benar-benar tertib, saya SELALU BERUSAHA mematuhi segala aturan yang berlaku, juga tertib pada diri sendiri. Karena saya sadar bahwa saya hidup dengan dikelilingi banyak orang. Saya tidak ingin orang lain merasa terganggu dengan kehadiran saya bila saya melanggar aturan. Hidup ini punya aturan. Kata bulik saya, kalau mau bebas, ya hidup di hutan sana, ga ada siapa-siapa dan 'ga ada' yang akan dirugikan kalau mau ini dan itu sesuka hati.

2. Kind

Mengingat bahwa saya tidak suka dimarahi/dibentak, saya menyukai keramahan. Saya pun sebenarnya belum bisa menjadi manusia yang selalu ramah, adakalanya, saya sebel, kesel, dan hal-hal jelek lainnya, tapi saya SELALU BERUSAHA ramah pada siapapun karena saya menempatkan diri saya pada mereka. Bukankah alangkah menyenangkannya jika kita mendapat keramahan dari orang lain? :)



3. Tekun

Dengan ketekunan, semua menjadi lebih baik. Dengan ketekunan, orang yang kurang pandai dapat mengalahkan orang cerdas yang malas. Dengan ketekunan, orang yang ga paham materi bisa jadi menguasai materi.



Jadi, mengapa kita tidak berusaha tekun melakukan berbagai kegiatan sejak saat ini? :)



Okeee, daagh, bloggy, selamat malam, selamat tidur, mimpi indah yaaa? :)

Sabtu, 19 April 2014

SEVENTH DAY: Four TURN OFFS

Hai bloggy :D

Ga terasa, ini sudah hari ke-7 saya mengikuti blog challenge, dan betapa senangnya saya masih bisa bertahan :D.

Akhirnyaaa, saya dapat posting ini setelah listrik tadi sempat padam. Hahaha, iya lho, tadi setelah Maghrib, di tempat saya padam. Sudah ketir-ketir listrik padam sampai tengah malam dan ga bisa memenuhi challenge :D.

Hari ini saya akan menyampaikan 4 hal yang akan saya 'matikan' :D. Mereka adalah:

1. Smokers

Sejak kecil, saya sudah sangat tidak menyukai asap rokok, terhadap perokoknya, saya merasa agak gimanaaa gitu. Kesannya perokok itu jorok (meskipun ga semua sih, tapi saya sudah terlanjur (maaf) jijik. Bahkan, percaya ga percaya, saya juga jijik pada tokoh cerita dalam novel yang perokok. Iya, saya jijik meski itu hanya tokoh yang penampakannya ga ada karena hanya ada di cerita fiksi!).

Saya selalu pusing dan mau muntah kalau ada bau asap rokok. Setelah saya mengetahui bahaya rokok, saya makin senang saat saya sudah sejak lama tidak menyukai asap rokok (ternyata perokok pasif itu lebih beresiko terhadap segala penyakit yang berhubungan dengan pernapasan lhooo).


Saking berusahanya saya menjaga jarak dengan asap rokok, saya hampir selalu naik kendaraan umum yang bebas asap rokok, misalnya naik bus patas dan kereta bisnis. Saya jika sangaaat terpaksa, baru naik kelas ekonomi.

Bagi perokok yang membaca posting saya ini, TOLONG matikan asap rokok Anda demi kenyamanan kita semua. Kalau Anda masih butuh waktu untuk berhenti, SILAHKAN Anda MEROKOK di ruangan yang HANYA ada ANDA dan PEROKOK LAINNYA, bukan di tempat yang ada orang lain yang yang tidak merokok. Karena jika Anda masih merokok di depan orang yang bukan merokok, Anda sama saja dengan mengajak orang tersebut mati bersama Anda.

TOLONG INGAT bahwa Anda juga hidup dengan banyak orang yang menginginkan udara bersih untuk bernapas...


Beruntung bapak saya bukan perokok dan sama-sama tidak menyukai perokok :). Yunaraya juga, hehehe :D.

2. Orang yang Berantakan

Haduh, saya paling ga suka 'hidup' dengan orang yang berantakan, naruh barang geletakan di mana-mana. Orang yang gini ini menurut saya kemproh. Naruh kunci, kacamata, kaos kaki, dan sebagainya di sembarang tempat itu buat saya ilfil juga. Saya jadi mikir, 'Orang ini dulu di sekolah ga diajarin ya, dimana seharusnya naruh kunci, kacamata, kaos kaki, baju kotor, handuk, dan sebagainya?????'.

Selain bikin mata sepet karena lihat kaos kaki di kursi, handuk di kursi makan, baju kotor geletakan di lantai, dan sebagainya, orang berantakan itu nyusahin orang lain *haduh maaf ya, bahasanya kasar banget, saya sudah ga menemukan bahasa yang sedikit lebih baik ini*. Kemarin masuk rumah enak aja, taruh kunci di sana-sini, giliran besok waktu mau pakai motor serumah jadi direpotkan, 'Mana kunci motorku, mana kacamataku, dan lain-lain' -_____________-. Dalam hati mah saya bilang, 'Lha kemarin ditaruh mana lho, kebiasaan deh, makanya naruhnya geletakan sih. Maaf-maf deh ga bisa bantu sekarang, dibantu sekali, dua kali, tetep aja kok. Diingetin juga malah diabaikan. Sekarang, selamat mencari aja deh!'.

Bukan saya ga empati dan ga mau membantu. Untuk masalah kunci, saya sudah pernah mengusulkan untuk ada cantolan khusus tempat kunci, dimana semua orang di rumah itu HARUS SELALU meletakkan kunci di cantolan itu setelah memakai motor sehingga sewaktu-waktu saat membutuhkan motor, waktu tidak akan habis HANYA untuk mencari sebuah kunci. Tapi bloggy tau, apa jawaban orang ini? Dia dengan santainya mengatakan bahwa 'setiap orang kan punya karakteristik sendiri-sendiri'.

Halloooooo, saya juga tau Anda dan saya itu bedaaaaaaa sekali, sangaaaaaaaaaat beda!!! Tapi, saya hanya membantu Anda menyelesaikan masalah Anda tentang kunci dan barang-barang Anda. Toh kalau CUMA kebiasaan berantakan itu BISA dilatih/dibiasakan untuk lebih teratur, setidaknya HANYA DEMI UNTUK TIDAK MEMBUAT ORANG LAIN REPOT ATAS KECEROBOHAN ANDA SENDIRI.

Lagipula, apa Anda tidak rugi karena Anda harus tidak memakai kacamata beberapa hari, lalu membeli kacamata baru karena entah dimana Anda meletakkan kacamata. Kalau ga merasa rugi sih ya ga papa, tapi TOLONG, jangan libatkan orang lain dalam kebiasaan buruk Anda itu, yang tidak ada niat sedikitpun dari Anda untuk mengubahnya!

*curhat, saking sebelnya! T.T Tapi bersyukur keluarga saya ga berantakan. Bapak, ibu, dan adik saya sangat rapi. Yeah, we are a neat family! :)*

3. Orang yang Suka Cari Perhatian

Orang yang ga kalah mengganggu bagi saya adalah orang yang suka mencari perhatian. Entah dengan manja yang teramat sangat, lebay, atau pura-pura ga ngerti supaya kita menjelaskan dan 'berfokus' padanya. Singkat kata, saya ga suka sama orang yang OVERACTING.

Kalau mau dapat perhatian, ya tunjukkan kemampuan Anda (sewajarnya aja, ga usah sok, yakin deh sehebat-hebatnya Anda masih ada yang lebih hebat dari Anda kok, kan di atas langit masih ada langit).

4. Pemarah

Orang yang ga kalah menyebalkannya bagi saya adalah pemarah. Kata pemarah di sini, mencakup orang yang berwatak keras, maunya menang sendiri, atau bahkan 'hanya' orang yang gaya bicaranya keras.

Bagi saya yang sangat sensitif, merasa keder duluan setiap kali melihat orang yang wajahnya kaku, ga ada ramah-ramahnya sama sekali. Dan akan menjadi 'penyesalan' bertemu dengannya saat tahu dia orang yang pemarah. Dalam hati, tentu sudah berkali-kali berkata, 'Ya Allah, demi apa Engkau mempertemukanku dengan mahkluk macam ini?' *nahan nangis*

Orang macam begini-ini terlihat ga punya hati :( :( :(.



Bloggy, tolong Anda jangan menjadi empat hal yang telah saya sebutkan di atas ya?

I love you :*

Jumat, 18 April 2014

SIXTH DAY: Five PEOPLE Who MEAN A LOT

Helloo bloggy! :D

Dalam menjalani hidup yang seperti naik roller coaster ini, tentu ada orang-orang yang tetap setia bersama sama dan membantu saya kembali ke atas. Dan tentu mereka menjadi orang-orang yang sangaaat berarti bagi saya (dan sering banget lho, sukses membuat saya terenyuh 'oh, betapa relanya mereka melakukan ini demi saya, balaslah segala kebaikan mereka Ya Allah, dengan kebaikan yang berkali-kali lipat') :).

They are:

1. Ibuku

Dari ibu, saya belajar lemah-lembut, kasih sayang, dan ga pelit.

Keluarga saya bukan keluarga yang sangat berada dan penuh gelimang harta, tapi ibu selalu merasa bahwa ada hak orang lain pada harta yang dimiliki. Selain itu, apa yang didapat di dunia sebenarnya hanya titipan Allah –untuk apa ‘menyimpan’ kekayaan yang dapat sewaktu-waktu diambil oleh Sang Empunya/mengapa tidak berbagi selagi bisa. Maka, mereka memutuskan untuk sebisa mungkin secara rutin memberi/berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan, meskipun terkadang bentuk/jumlahnya kecil. Semoga bentuk berbagi yang walaupun kecil/sederhana dapat membantu/menolong/bermanfaat. Belum tentu bagi kita kecil/sederhana, bagi mereka juga demikian. Saya sering merasa malu pada mereka (yang tidak seberuntung saya maupun keluarga saya) karena saya hanya memberi hal sederhana, tapi mereka sangat senang bahkan sampai mendoakan hal-hal yang baik dengan tiada henti (suatu waktu, dia mengatakan pada ibu saya bahwa dia mengajak anak-anaknya untuk mendoakan saya dan adik saya setiap kali mereka selesai shalat), dimana hal yang sederhana tersebut kadang sulit saya ikhlaskan. Manusia memang tidak mau ‘rugi’ sedikitpun.

Rezeki, harta, kekayaan, yang saya maksud sebelumnya, bukan sebatas materi (uang, rumah, kendaraan, perhiasan, dan sebagainya). Rezeki, harta, kekayaan, mewakili hal-hal yang ‘kita’ miliki saat ini. Ilmu pengetahuan dan kesempatan, serta hal-hal yang sering terabaikan, menurut saya juga merupakan rezeki.

Itulah mengapa saya sangat mudah tersentuh. Saya juga senang bisa menjadi salah satu volunteer mengajar di komunitas Save Street Child Surabaya dan saat saya mengatakan hal ini, ibu saya sangat mendukung..:)

2. Bapakku

Bapak saya ini meski tegas, tapi sangat sering so sweet lhooo :). Saking kagumnya, saya sampai nulis ini. How so sweet my father is, isn't? :)

3. Om Agus

Om Agus ini om terkeran saya lhooo. Selain keren secara fisik (awalnya, saya ga ngeh kalau om saya ini memang keren, tapi setelah teman-teman saya dan teman-teman adik saya mengatakan bahwa om saya keren, saya jadi ngeh kalau ternyata om saya memang keren, wajahnya agak oriental :D), om saya ini menjadi tolak ukur saya dalam memilih teman dekat laki-laki.

Berkali-kali saya mengatakan bahwa saya ingin memiliki suami seperti Om Agus. Om Agus ini sholeh, tapi ga straight, cerdas, sabar, romantis, murah hati. Paket lengkap deh! :D :D :D

4. Budhe Nana

Budhe Nana ini sebelas dua belas dengan saya. Semangat, tekun, makanya prestasinya banyak, dan beranggapan penampilan sama pentingnya dengan kecantikan hati dan kecerdasan (sehingga tidak mengherankan jika saat ini, meski usianya 48, budhe tetap terlihat cantik dan modis). I love her, too :)

5. Bulik Nurul

Asli, bulik saya ini sangaaat perhatian. Bersama Om Agus, Bulik Nurul sering memberi kejutan pada saya.

Dari mereka pacaran, saya sudah disayangnya lhooo :). Dulu, waktu saya ikut Om Agus ke Malang, saya 'dititipkan' pada Bulik Nurul saat Om Agus kuliah. Saya juga selalu ikut ke mana pun mereka nge-date *mungkin Om Agus menjadikan saya ujian bagi Bulik Nurul, kalau Bulik Nurul menyayangi saya, berarti Bulik Nurul pantas dilamarnya *please, ignore, that's only an intermezo* :D*.

Yang paling saya ingat adalah saat Bulik Nurul meminta Om Agus untuk memasang kasa di ventilasi kamar kos saya agar saya tidak digigit nyamuk saat malam hari. That's so simple thing, but that's so meaningfull for me.


Yeay, that's my TOP FIVE PEOPLE who MEAN A LOT. I love them sooooo much! :*

Kamis, 17 April 2014

FIFTH DAY: Six THINGS I WISH I Had NEVER Done

Hallo bloggy, selamat malaaam :D

Ini hari kelima saya ikut blog challenge lhooo :)

Tema hari ini membuat saya mengingat hal-hal yang tidak saya syukuri. Dengan adanya harapan tidak melakukan suatu/beberapa hal (yang berarti kesalahan sehingga menimbulkan penyesalan, karena melahirkan kegagalan, dan menyebabkan kita merasakan sedih), kita berarti BELUM BISA mengambil hikmah dari kejadian-kejadian yang kita alami, terutama hikmah dari KETIDAKSENGAJAAN melakukan kesalahan.

Saya menyadari bahwa apa yang telah terjadi sebenarnya atas kehendak-Nya dan itu adalah yang terbaik dari-Nya, Yang Maha Mengetahui, untuk kita.

Tapi, hal-hal berikut, yang tidak pernah saya harapkan untuk saya kerjakan, dapat menyadarkan saya bahwa tanpa hal-hal berikut, saya tidak bisa seperti sekarang. Bisa jadi, tanpa hal-hal berikut, saya menjadi lebih buruk dari sekarang, meskipun juga bisa jadi membuat saya lebih baik dari saya sekarang.

Tapi, sesungguhnya, tiada yang yang perlu disesalkan. Ambil hikmahnya, dan berusahalah menjadi lebih baik berbekal pengalaman kita masing-masing dan belajar dari pengalaman orang lain.


So, LET'S BE GRATEFUL bloggy! :)

Hal-hal tersebut adalah:

1. Seandainya saya sangat fokus pada bimbingan belajar untuk SNMPTN, saya MUNGKIN bisa mendapatkan tempat duduk di Universitas Indonesia.

Saya sangat ingin kuliah di UI.

Saya sadar, kemampuan IQ saya, biasa-biasa saja. Saya bukan tipikal orang yang mudah memahami materi. Saya perlu usaha berkali-kali lipat dari orang lain untuk mendapatkan hasil yang baik. Seharusnya, saat bimbingan, saya sadar kemampuan saya itu sehingga saya seharusnya belajar, belajar, belajar, refreshing, bukan belajar, belajar, refreshing, refreshing, atau bahkan belajar, refreshing, refreshing, refreshing :D.

Saya juga sadar bahwa saya juga bukan berasal dari keluarga berekonomi menengah ke atas sehingga kami tidak cukup mampu masuk UI melalui jalur mandiri yang biayanya cukup mahal. Satu-satunya jalur menuju UI yang memungkinkan kami menjangkaunya adalah jalur SNMPTN.

Bisa dibayangkan kan bagaimana persaingan SNMPTN?

Buanyak!

Kedua hal itulah yang seharusnya saya ingat dan jadikan alarm, tapi sepertinya saya melupakan mereka.

2. Seandainya saya lebih tekun belajar Bahasa Inggris, saya akan mahir berbahasa Inggris dan mendapat skor TOEFL yang tinggi sehingga MUNGKIN saat ini, saya menjadi mahasiswa program magister di universitas yang saya inginkan dengan beasiswa. Atau bisa jadi, saya telah masuk dalam keluarga PT Pertamina, yang menyaratkan pendaftar memiliki skor TOEFL sama besar dengan skor pendaftar program magister (tanpa beasiswa lhooo, kalau mau beasiswa, ya makin tinggi skor yang perlu kita capai karena itu adalah ketetapan pihak penyedia beasiswa :)).

3. Seandainya saya tetap memilih berolahraga daripada melanjutkan tidur setelah Shalat Shubuh dan makan lebih banyak sayur dan buah daripada bakery, coklat, dan cemilan lainnya, MUNGKIN saat ini, saya tetap bertubuh semampai, seperti saat saya duduk di kelas XI, walaupun saya sering donor (sebenarnya, donor dapat menyebabkan kegemukan bener ga sih? Sejujurnya, saya ga percaya, I don't find relation between donor darah and weight gain). Apalah artinya bertubuh semampai jika kita tidak menolong orang-orang yang membutuhkan darah kita padahal kita bisa? Nothing!

4. Seandainya saya lebih hemat, MUNGKIN tabungan saya lebih banyak dan dapat membuat saya berbagi dalam jumlah yang lebih banyak kepada orang lain.

5. Seandainya saya telah membiasakan diri untuk menulis sejak lebih awal, MUNGKIN saya telah dapat menghasilkan lebih banyak tulisan yang lebih baik daripada jumlah tulisan dan gaya bahasa penulisan saya saat ini. MUNGKIN juga membuat saya melahirkan buku (setidaknya satu buku) dan membuat saya (lebih) terkenal dari saat ini (saat ini kan hanya teman-teman dan temannya teman-teman sekolah, kuliah, kampus saya. Yang luar negeri, yang belum pernah ketemu, belum ada yang kenal saya kan? :D :D :D *maksudnya kayak J. K. Rowling, yang meskipun saya dan banyak orang-orang Indonesia yang ga pernah ketemu dia, kita semua 'kenal' dia*)

6. Seandainya saya jujur pada diri sendiri lebih awal bahwa mengajar adalah salah satu minat saya, MUNGKIN saat ini saya telah dapat lebih mahir dalam mengajar
(ga seperti sekarang yang masih meraba-raba) karena minat mengajar telah terarah lebih awal.



Mengapa kata 'mungkin' pada keenam nomer di atas saya tulis KAPITAL dan saya cetak bold? Karena itu semua hanya kemungkinan. Bisa jadi, walaupun saya tidak melakukan keenam hal di atas, saya tidak menjadi yang saya harapkan, yang saya impikan.

Karena memang, INILAH yang TERBAIK bagi saya, INILAH JALAN HIDUP saya, INILAH TAKDIR saya, INILAH yang telah ALLAH TETAPKAN di LAUH MAHFUZH :)

Rabu, 16 April 2014

FORTH DAY: Seven THINGS That CROSS MY MIND A LOT

Hellooo! :D

Mari melanjutkan blog challenge! :)

Hari ini, saya mau menyampaikan hal-hal yang memenuhi pikiran saya :D. Mereka adalaaah:

1. Kegiatan bermanfaat dan menghasilkan apa yang dapat saya lakukan dari pagi hingga siang hari/saat saya tidak ada jadwal mengajar privat?

2. Metode belajar apa yang harus saya terapkan agar murid-murid saya mendapat hasil maksimal diujian-ujiannya?

3. Bagaimana cara menjaga mood saya untuk tetap terus menulis setiap hari?

4. Apakah ada yang salah dengan time management saya sehingga saya 'kok cuma begini-begini aja'?

5. Lebih baik mana, melamar dan bekerja kantoran atau mendaftar Indonesia Mengajar lagi dan menjadi pengajar muda IX?

6. Mengapa berat badan saya naik terus sejak kuliah? Apa benar yang dikatakan teman-teman saya bahwa donor darah menjadikan kita makin gemuk?

7. Apakah Yunaraya jodoh saya, meski dia bukan yang pertama, apa dia yang terakhir bagi saya? :D


Bye bye, night :D

NB: Sepertinya, ini adalah posting tersimpel yang pernah saya buat karena tidak ada penjelasannya. Ini disebabkan oleh ketiadaan penjelasan yang dapat/perlu saya sampaikan dari masing-masing poin :D

Selasa, 15 April 2014

THIRD DAY: Eight Ways to WIN MY HEART :)

Hello bloggy!

Ga kerasa, ini hari ketiga, dan ternyata bisa yaaa, nulis setiap hari. Sepertinya kemaren-kemaren, saya ga bisa nulis karena ga punya tema khusus, jadi random gitu :D. Ayo-ayo, boleh sini yang mau kasih saya tema atau ngajakin join blog challenge :).

Hari ini, saya mau membahas tentang CARA MENDAPATKAN HATI SAYA (yang sepertinya sudah berhasil diambil oleh orang lain untuk selamanya, *semoga* :)).

1. Bisa Menjadi Imam Bagi Saya dan Keluarga Kami Nantinya

Bagi saya, laki-laki yang berpengetahuan baik tentang agama, akan tahu seperti imam ideal bagi keluarga kami nantinya, suami yang baik bagi saya, dan menjadi ayah teladan bagi anak-anak kami nantinya, karena dalam agama, telah dibahas dengan jelas tentang hak dan kewajiban suami :).

Laki-laki yang ilmu pengetahuan agamanya baik, kemungkinan besar juga tidak akan hanya sekedar mengetahuinya, tetapi dia juga akan melakukannya dan berusaha menjadi imam keluarga, suami bagi saya, dan ayah bagi anak-anak kami yang hebat dan mengagumkan.

Dia mengetahui akan dibawa berlayar kemana bahtera rumah tangga kami. Dia juga akan menjadi nahkoda yang mahir berlayar di lautan yang luas, walaupun ombaknya besar :).

2. Murah Hati

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, murah hati adalah suka (mudah) memberi; tidak pelit; penyayang dan pengasih; suka menolong; baik hati.

Saya ingin, suami saya kelak memiliki sifat murah hati. Dia bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang tidak seberuntung dirinya sehingga dia tidak protes jika perhatian saya sekian persen berfokus pada aktivitas sosial :).

Saya sangat suka melakukan kegiatan sosial. Misalnya, saat ini, fokus saya sekian persen ada pada mengajar anak-anak jalanan. Bersyukur, sekarang, saya memiliki seseorang yang spesial yang murah hati, sehingga dia pun juga tidak merasa saya duakan atau melihat saya sebagai seorang yang aneh, saat saya memerhatikan anak-anak yang luar biasa itu, karena dia juga merasakan bahwa berbagi adalah panggilan hati :).

3. Mendukung Saya Mencapai Cita-Cita Saya

Dalam hidup ini, sungguh masih banyak cita-cita saya yang belum tercapai. Saya ingin, suami saya dapat terus memotivasi saya, mendukung saya, sekaligus siap siaga menangkap saya dan menjadi penolong pertama saya, jika dalam perjalanannya, saya jatuh terperosok (semoga tidak, tapi harus siap-siap kan?), lalu dia juga menjadi orang pertama yang akan melatih saya untuk berjalan kembali hingga akhirnya saya dapat berlari lagi seperti sedia kala.

4. Sabar

Saya adalah seorang perempuan yang sangat sensitif, saya sangat tidak bisa dimarahi/dibentak sedikitpun. Saya sangat cengeng.

Pria yang sabar, menegur dengan penuh kasih sayang lah, yang dapat meluluhkan hati saya. Ia yang tegas sekaligus penyayang lah yang dapat mencuri hati saya.

5. Perhatian

Wanita mana sih yang ga mau diperhatikan? Lagi-lagi saya sangat bersyukur memiliki Yunaraya yang sangaaat perhatian walaupun kadang perhatiannya pakai kode-kode, atau kadang pakai ketegasan.

Dia sangaaat memperhatikan aktivitas dan pola makan saya. Menurutnya, saya ini sangaaat sibuk (tapi saya ga ngerasa sibuk, mungkin karena saya senang melakukannya, jadi saya ga merasa punya beban, saya sangat menikmati aktivitas saya yang katanya padat dan sangat bisa membuat saya sakit). Tapi, pola makan saya sangaaat buruk. Dalam sehari, saya hanya bisa makan nasi sekali atau dua kali saja. Saya hampir tidak pernah makan lebih dari itu. Itupun dengan porsi yang sedikit. Entah mengapa, saya sangaaat jarang bisa makan nasi dalam jumlah sewajarnya (cukup), saya sangat mudah merasa kenyang melihat nasi. Selapar-laparnya saya, saya hampir ga bisa makan dalam jumlah yang menunjukkan orang yang katanya sedang sangat lapar.

Keadaan itulah yang membuat Yunaraya mengkhawatirkan saya. Apalagi, dia juga mengetahui HB saya sempat hanya 9,9. Padahal orang dengan HB rendah bisa sewaktu-waktu pingsan, sesak nafas, dan sebagainya (kata dia yang mengetahui medis, kan jebolan FK, meski bukan anak pendidikan dokter :D).

Yunaraya adalah seorang yang sangat perhatian :). I love you, deaaar, terima kasih ya sudah sangat memperhatikanku, mungkin perhatianmu padaku jauh lebih besar dibanding perhatianku pada diriku sendiri (kan katamu, aku ga memperhatikan diriku sendiri :D). Terima kasih ya, sudah selalu mengingatkanku untuk melakukan berbagai kebaikan juga, selain makan teratur :*

6. Romantis

Karena saya sangat suka film romantis, wajar kan jika saya mengharapkan jika laki-laki saya memperlakukan saya semanis cerita di novel romance atau di film-film romance maupun FTV? :D

7. Bisa Melucu

Memiliki suami yang bisa 'ga serius' pasti menyenangkan :D. Dia akan membuat kita tergelak, tertawa lepas, menghilangkan stres dengan terapi tertawa gratis yang ditawarkannya, tanpa ke psikolog *ehh :D.

8. Ga Jaim

Menjadi istri dari seorang pria yang dapat dengan bangga menunjukkan kekurangan dirinya adalah hal yang luar biasa menyenangkan. Bukankah kita bersama untuk saling melengkapi kekurangan, bukan untuk unjuk kebolehan? :)


Sebenarnya, hal-hal itulah yang bisa membuat hati saya meleleh *aiiiih, es krim kali ya? :D*, tapi mau dikata apa jika hati telah memilih :).

Iya kan Yunaraya? I love youuu, meski kamu ga romantis, hahahahaha :D

Senin, 14 April 2014

SECOND DAY: Nine Things About Myself

Hello bloggy! :D :D :D

Hari ini adalah hari kedua saya mengikuti "TEN DAY BLOG CHALLENGE". Dan topik hari ini adalah 9 HAL TENTANG DIRI SAYA :).

Hayo hayo, yang mengagumi saya, nge-fans pada saya, atau yang mulai jatuh cinta diam-diam pada saya, sini merapat :D :D :D *apaan sih*

1. I'm in Love with Everything, That's Sooooo Girlie

Mulai dari pakaian, jenis sepatu, tas, sampai warna, pilihan saya selalu jatuh pada hal yang sangaaat wanita, jaraaang banget bergaya casual deh :D. Saya suka pakaian bermotif bunga-bunga berwarna-warni.

Tas saya lebih banyak yang ala-ala wanita, bayangkan, saya hanya memiliki satu ransel, itupun ransel yang lucu, ga yang terlalu macho. Rasanya, saya ga pernah tertarik untuk membeli ransel atau carier yang harganya ga beda jauh sama koper atau trolly bag. Saya pergi ke luar kota untuk dua hari saja, bawa koper, mungkin karena sayangnya saya pada bahu saya :P. Saat kuliah pun, saya merasa lebih oke bila membawa tas printilan selain tas perempuan, daripada ransel, karena buku-buku yang saya bawa banyak + laptop.

Warna dan model sepatu saya pun sangat wanita meski saya jarang menggunakan high heels. Saya lebih nyaman menggunakan flat shoes berwarna pastel dengan hiasan pita. Bahkan kakak teman saya pun sampai pernah mengatakan 'ini nih Anugrah banget' :).

2. Saya Suka Keromantisan

Saya sangaaat suka menonton FTV atau film romantis dan membaca novel romantis yang bau-bau cinta. Maka, sangaaaaat ingin sekali saya diperlakukan dengan sangat romantis, penuh pengertian, perhatian, permakluman, dan ber-happy ending. Kadang, saat abang *haduh saya bingung ini mau menyebutnya apa disini*, tidak sesuai harapan saya, saya berpikir bahwa hidup memang tidak seindah cerita FTV, hahaha :D.

3. Saya Tidak Menyukai 'Tantangan'

Saya selalu merasa lebih baik bertindak selazimnya daripada melakukan hal yang nyentrik dan dianggap aneh oleh orang lain sehingga membutuhkan diplomasi bahwa yang nyentrik tersebut baik.

Saya ga suka tantangan itu sepertinya disebabkan oleh penanaman 'nrimo' oleh orang tua saya. Saya diajarkan/dibiasakan untuk nrimo/bersyukur atas semua yang telah saya dapat/miliki. Karena nrimo itulah saya jadi mudah merasa nyaman dan kenyamanan tersebut akhirnya sangat sulit/sayangkan untuk saya tinggalkan. Misalnya, sekarang ini saya jadi suka mikir beeerkali-kali untuk memutuskan melamar pekerjaan di perusahaan/tempat lain di luar kota, karena saya merasa sangat nyaman dan senaaang mengajar sebagai guru privat dan volunteer pengajar Save Street Child Surabaya, saya nyaman dengan pekerjaan saya walau mungkin pendapatannya ga seberapa, tapi saya melakukannya dengan senang hati dan menikmatinya :), saya takut jika bekerja di tempat lain membuat saya harus meninggalkkan mereka walau pendapatannya lebih besar...

4. Saya Ingin Mendapat Beasiswa untuk Program Magister Profesi dan Sains Psikologi

Saya sangaaat ingin mendapat beasiswa magister profesi psikologi di Indonesia dan sains psikologi di luar negeri. Kalau bayar sendiri biayanya mahaaal banget dan saya juga ingin merasakan kuliah atas hasil usaha saya sendiri (ga minta lagi ke orang tua :)).


Wish me luck, ya!

5. Saya Heboooh

Saya mudah panik, sangat heboh, dan saya hampir selalu terlalu bersemangat, termasuk dalam berbicara sehingga suara saya mencapai 7 oktav (saking melengkingnya suara saya, teman-teman sekolah saya mengatakan bahwa suara saya mencapai 7 oktav, sebelas dua belas sama suara Gita Gutawa kalau lagi nyanyi :D :D :D). Malah kata teman-teman kuliah, kalau berbicara, saya pakai pengeras suara -_____________-.

6. Saya Ingin Berpola Hidup Sehat (Lagi)

Saat kelas 2 SMA, saya sangat rajin bersepeda dan menjaga makanan, dan saat itu, berat badan saya bisa proporsional. Saya merindukannya! Sekarang rasanya panggilan kasur lebih saya dengar daripada panggilan pakaian olahraga, dan panggilan dari terang bulan coklat keju kacang, coklat, dan bakery juga lebih saya dengar daripada sayur. Huhuhuhu, meski kata sang abang dan murid-murid saya, saya gga gendut, tapi saya merasa gendut karena berat badan saya naik beberapa kilo dari berat yang saya katakan proporsionalsaat saya kelas 2 SMA itu :(.

Sungguh saya ingiiin sekali seperti dulu kelas 2 SMA, semoga bisa segera terlaksana ya, yoga dan pola makan hidup sehat :).

7. Saya Ingin Memiliki Sekolah

Memimpikan memiliki sekolah yang memanusiakan manusia (seperti sekolahnya Kak Seto) khususnya untuk kalangan menengah ke bawah telah saya impikan sejak saya masih sekolah. Kata banyak orang, hati saya sangat mudah tersentuh, saya sangat mudah merasa iba pada orang yang nasibnya tidak seberuntung saya. Saya ingin membantu mereka semua dengan membukakan lowongan pekerjaan bagi keluarga yang tidak mampu, sekaligus menyediakan rumah tinggal yang layak bagi mereka. Sedangkan anak-anak mereka dapat sekolah dengan baik (dengan fasilitas dan metode pengajaran yang sangat baik) tanpa pungutan biaya sepeser pun yang dapat/akan memberatkan/membebani mereka.

Saya ingin para keluarga miskin, termasuk anak-anaknya, bisa merasakan kelayakan dalam hidup ini.

8. Saya Ingin Membangun Masjid

Saya sangat berharap Allah memberi saya kesempatan untuk bisa membangun masjid yang indah, yang dapat digunakan oleh siapapun untuk beribadah. Saya ingin, saat saya meninggal nanti, masjid ini menjadi salah satu penolong saya di akhirat nanti. Bukankah saat meninggal, maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang mendo’akannya? :)

9. Saya sedang Berusaha Menjadi Penulis

Daaan, telah sejak lama pula, saya ingin bisa mengeluarkan buku yang 'best seller'. Seingat saya, mimpi menjadi penulis diawali dengan pujian terhadap tulisan saya saat pelajaran Bahasa Indonesia. Saya sempat melupakan cita-cita itu, hingga akhirnya muncul lagi akhir 2013 lalu, saat saya menjadi pemenang ketiga pada review book contest yang diadakan salah satu penerbit, padahal itu saya coba-coba lhooo, dan itu juga kontes tentang menulis yang saya ikuti pertama kali :).



Yaaa, itu adalah kesembilan hal mengenai diri saya :D. Hehehe, isinya lebih banyak pada keinginan ya? Yaaa, wish me luck, my dearest bloggy :*.

Minggu, 13 April 2014

FIRST DAY: Ten Reasons I LOVE MY JOB

Hello bloggy! :)

Sesuai janji, saya yang mengikuti "TEN DAY BLOG CHALLENGE", memulai mengikuti tantangan tersebut pada hari ini. And here I am :)

Mengapa saya mencintai pekerjaan saya saat ini?

Terlebih dahulu, saya akan menyampaikan pekerjaan saya. Saya adalah seorang guru les privat bagi siswa-siwi SD dan playgroup. Murid saya ada 5 orang: 2 orang kelas VI SD, 1 orang kelas V SD, 1 orang kelas I SD, dan 1 orang playgroup B. Mengajar playgroup ini masih dalam tahap uji coba karena seingat saya, saya tidak pernah bermimpi/membayangkan mengajar playgroup. Kalau punya playgroup (sebenarnya TK), saya pernah membayangkan dan memimpikannya. Sampai sekarang pun, saya masih memimpikan memiliki sekolah dari tingkat TK (sekarang jadi kepingin punya sekolah dari tingkat playgroup deh, tingkat paling dasar :)) hingga tingkat SMA. Dimana, sekolah tersebut saya terbuka lebar bagi para golongan menengah ke bawah. Saya ingin sekali memiliki sekolah yang tidak berorientasi pada keuntungan/profit. Saya mendirikan sekolah tersebut, semata-mata untuk membantu siapapun untuk dapat mengenyam pendidikan dengan layak, (baik fasilitas maupun metode pengajaran yang memanusiakan mereka), tanpa dibebani biaya yang dapat menyebabkannya putus sekolah. Saya hanya membutuhkan semangat tinggi mereka untuk belajar, untuk memutus rantai kebodohan dalam keluarganya, untuk membuatnya berpikiran maju sehingga dapat mengangkat derajat keluarganya dan negaranya :) *serius amat yak? :) Surely, that's in my mind :) Saya ingin semua anak di Indonesia mendapatkan itu, saya teramat sangat tidak sampai hati melihat mereka bekerja meski upah rendah, mereka tetap terpaksa memutuskan sekolahnya demi mereka bisa bertahan hidup di esok hari. Bahkan rasanya, saya rela menghidupi keluarga mereka, asal dia mau belajar. Jadi, 'cukuplah kamu belajar dengan baik, Nak, saya akan menanggung ekonomi keluargamu, sehingga kamu tidak perlu memikirkan bagaimana besok kamu dapat bertahan hidup'*.

Oke, kembali ke topik semula yaaa *teteup masih ngobrol ngalur-ngidul kalau nge-blog :D*. Mengapa saya mencintai pekerjaan saya menjadi guru les privat? *menjadi volunteer pengajar Save Street Child Surabaya, boleh dimasukkan sebagai pekerjaan saya kan? :)*

1. Mengajar itu Menyenangkan

Bagi saya, mengajar itu penuh dengan seni. Seni dalam memahamkan mereka. Bersama mereka, saya juga merasa sebagai sahabat/teman curhat mereka. Bahkan kadang juga tempat curhat orang tua atau ART nya lhooo :). Menyenangkan sekali saat hubungan tidak lagi sebatas guru/tutor dan murid, tapi serasa diajak masuk menjadi bagian dari keluarga mereka, misalnya dengan dipercayanya sebagai teman untuk mendengar (dan akhirnya membuat saya belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Karena menurut teman-teman saya, saya selalu memotong pembicaraan, jika ditengah obrolan, ada hal yang muncul dipikiran saya. Kata mereka, saya selalu bersemangat hingga akhirnya merusak kenyamanan obrolan. Sekarang, ga mungkin kan saya memotong pembicaraan meski ada sesuatu yang muncul di pikiran saya? setidaknya, saya dapat menyampaikan pikiran saya yang muncul tersebut setelah mereka selesai berbicara *bener-bener belajar ini, nahan buat ga nyelat itu susah! (tapi patut dicoba dan dilatih :))*).

2. Mengajar Membuat Saya Mengingat Berbagai Hal tentang Indonesia

Ternyata sistem pemerintahan Indonesia telah dikupas habis di pelajaran PKN kelas IV SD lho. Saya yang ga ngerti tentang pemerintahan Indonesia, yang meliputi MPR, DPR, DPD, daaaaaan teman-temannya itu, jadi terpaksa belajar (dan tetep masih ga bener-bener paham, hahaha :D, mungkin karena saya memang terlanjur ilfil dengan pemerintahan Indonesia yang selalu mbulet dan sudah mainstream banget sama korupsi, ya meskipun ga semuanya).

Tapi ternyata, belajar tentang sistem pemerintah pusat membuat saya berusaha semampu saya mewujudkan Indonesia yang lebih baik, agar Indonesia bisa sekeren negara-negara lain yang telah maju terlebih dahulu. Biarlah sistem pemerintahan Indonesia yang mbulet itu, menjadi urusan mahasiswa Ilmu Politik, dan serumpunnya, saya mau membantu orang-orang pemerintahan yang serius berusaha memajukan daerahnya. Misalnya, yang serius ingin 'mengangkat' kehidupan anak jalanan :).

3. Mengajar Membuat Saya Mengingat Berbagai Hal tentang Alam

Saya rasanya sudah lupa bahwa saya hidup di negara yang kata traveller surganya dunia. Alamnya luar biasa indah, potensi sumber daya alamnya sangat luar biasa, dan hal keluarbiasaan penampakan alam Indonesia. Mengapa saya bisa lupa? Karena saya bukan anak pecinta alam, yang suka ndaki-ndaki gunung, dan aksi lain untuk membuktikan kata-kata wisatawan dan traveller. Selain itu, rasanya acara jalan-jalan di televisi Indonesia cuma ada di weekend. Lha apa ga useless itu ngasih rekomendasi liburan di weekend? Menurut saya, sebaiknya di weekdays sehingga saat weekend, kita sudah reservasi dan siap berangkat untuk membuktikan rekomendasi acara TV itu, bisa diulang ga :).

Acara TV di Indonesia saat weekdays kebanyakan mbahas kriminal, politik, demo, dan hal negatif dan menjemukan lainnya. Jadi rasanya, saya sudah agak lupa kalau Indonesia sungguh indah dan surga dunia :).

Buat pengunjung blog saya, yang mungkin seorang dari pertelevisian, bolehkah saya usul? Bagaimana kalau untuk meningkatkan rating acara stasiun televisi Anda, Anda lebih cerdas menayangkan acara? yang membawa dampak positif dan harapan untuk kemajuan Indonesia gitu lhooo, masa ikut-ikutan/lomba mbahas-mbahas keburukan negeri ini. Indonesia itu sebenernya keburukannya cuma sedikit lho (setidaknya masih buanyaaaaak hal positif/kelebihan yang bisa diangkat dan menimbulkan keyakinan pada masyarakat Indonesia bahwa Indonesiaku luar biasa dan aku bangga menjadi warga negara Indonesia!) :).

4. Mengajar Mereka Membuat Saya Bersyukur

Mengajar anak-anak jalanan di Save Street Child Surabaya, membuat saya bersyukur. Sungguh hidup saya selama ini sangat nyaman. Bisa belajar di sekolah yang bagus dan seharusnya bisa membuuat saya konsentrasi dan berprestasi karena orang tua saya selalu mengatakan 'pokoknya konsentrasi belajar yang tekun, rajin, biar pinter'. Adek-adek yang ga seberuntung saya hanya mendapat kalimat 'pokoknya dapat uang biar bisa makan' dari orang tuanya. Ga tegaaaaaa... Menafkahi keluarga kan tanggung jawab orang tua, anak di bawah umur kan tugansnya belajar dan bermain? :(

Bersama mereka pun menyadarkan saya bahwa bahagia itu tidak perlu mahal. Berbagi kebahagiaan, ilmu, dan rezeki dengan mereka itu sungguh membahagiakan. Dengan bahagia, tubuh menjadi sehat dan terlihat awet muda (karena hati riang gembira).

5. Mengajar Membuat Saya Merasakan Langsung Toleransi Umat Beragama

Toleransi antar umat beragama telah sejak lama saya dapatkan di sekolah. Saya pun juga memiliki tetangga yang bukan Islam dan mereka sangat baik. Tapi, baru kali ini saya merasa 'nyes'. Yaitu, saat murid saya mengingatkan saya untuk shalat. Murid saya ada lima orang -empat nasrani dan seorang muslim. Dari awal, orang tuanya pun telah mengatakan bahwa mereka mempersilahkan saya untuk shalat jika waktu belajar anak-anaknya bersamaan dengan waktu shalat.

Murid-murid saya juga dengan senang menyampaikan/menanyakan apa yang dia pikirkan tentang Islam, termasuk tentang kerudung, yang kata mereka kerudung sekarang aneh-aneh, masa dikasih bunga-bunga dikepala, malah kelihatan seperti sarang lebah kata mereka. Dan masih banyak obrolan-obrolan kami tentang perbedaan agama dan kami masih bisa saling menghargai keyakinan kami masing-masing :).

6. Mengajar Membuat Saya Belajar Menghargai Waktu

Murid saya memang kebanyakan China, dan saya sungguh salut pada manajemen waktu mereka. Bayangkan, satu jam sepulang dari sekolah, dia les. Saya mikir, apa ga jenuh itu otaknya ya? Saya akui, kadang mereka jenuh sehingga meminta saya untuk belajar di halaman rumah. Tapi, ternyata mereka bilang bahwa jika tidak les, mereka merasa ada yang kurang, dan mereka ga keberatan les siang karena sore hingga malam hari, jadwal mengajar saya sudah penuh. Sebenarnya, murid-murid saya tidak ada yang tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah, sehingga menurut saya mereka menjadikan les sebagai life style/gaya hidup.

Merekalah yang mengajarkan saya untuk disiplin waktu dan menggunakan waktu dengan hal-hal positif. Sudah pinter aja masih les... Ini mengena sekali pada saya. Seharusnya, saya dapat memanfaatkan waktu pagi hingga siang hari saya untuk menulis, mencari pekerjaan, atau belajar, belajar apapun, baik tentang psikologi maupun Bahasa Inggris (terutama TOEFL) untuk persiapan program magister.

7. Mengajar Membuat Saya Belajar Kreatif

Mengajar anak-anak kecil tentu membutuhkan 1001 cara untuk dapat menarik perhatian mereka pada pelajaran. Naaah, maka dari itu, saya berusaha membuat perintilan mengajar yang warna-warni. Selama ini, saya sebenarnya tidak memiliki ide baru terhadap mengajar, saya hanya sedikit 'merenovasi' yang telah ada. Saya sangat terbantu dengan portal ruang belajar -Indonesia Mengajar. Terima kasih Yayasan Indonesia Mengajar, semoga suatu saat, saya bisa menjadi bagian dari Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, aamiin *ehh* :).

8. Mengajar Membuat Saya Belajar Mandiri

Sudah bukan rahasia lagi jika saya seorang yang manja. Tapi, hal itu, sedikit demi sedikit mulai berkurang, saya lebih sedikit mandiri, berani ke tempat baru berbekal google maps dan tanya sana-sini sekeligus keberanian bertanya berkali-kali pada orang-orang jika tersasar :D :D :D.

Saya masih ingat, saat pertama kali mencari alamat murid baru saya saat hujan deraaas angin dan membuat motor saya beberapa kali mogok, basah kuyup pula lah baju saya meski sudah memakai jas hujan, dan saya harus beberapa kali bertanya pada orang hingga akhirnya sampai di rumahnya, DAN TERLAMBAT 30 MENIT!

Biasanya, sebelum saya mengajar dipertemuan pertama, saya telah mencari alamatnya terlebih dahulu sehingga saat pertemuan pertama dan berikutnya, saya tidak terlambat. Tapi ini bedaaa. Saya mendapat murid baru itu pagi agak siang hari dan niat saya, akan menyurvei rumahnya siang hari. Tapi, tiba-tiba orang tua murid saya telepon minta les dimulai 1,5 jam lebih awal, yaitu jam 14.30 *langsung kelabakan karena memberi tahunya sejam sebelum les dimulai 1,5 jam lebih awal (jam 13.30) dan saya masih belum siap-siap*. Tapi alhamdulillah, mereka memaklumi keterlambatan saya, bahkan saya jadi dapat bonus untuk mengelesi adiknya (awalnya, saya hanya mengajar kakaknya, tapi ternyata sang adik merasa cocok dengan saya, maka terpilihlah saya menjadi guru/tutornnya) :D.

Pengalaman ini UNFORGETTABLE banget! :D :D :D

Ohya, saya juga belajar mandiri, dari murid saya yang lain. Dia baru kelas V SD tapi sudah sangat mampu melakukan berbagai pekerjaan rumah, yang saya saja baru bisa melakukannya saat lulus kuliah, misalnya cuci baju manual/ga pakai mesin cuci dan membersihkan kulkas *tapi sampai sekarang saya ga pernah membersihkan kulkas*. Salut buat dia!

9. Mengajar Membuat Saya Menemukan Bakat Terpendam Saya

Mengajar membuat saya merasa bahwa mengajar adalah bakat terpendam saya, hahaha :D. Duluuuuu, waktu masih kecil, saya ingin jadi guru, tapi sampai kuliah saya ga pernah ngajar. Ngajar les privat pun baru saya jalani dari Februari 2014.

Bingung?

Jelas, pertama kali, saya mati gaya, mikir, mau gimana iniii, tapi saya berusaha sok kenal sok deket kemurid saya, dan ternyata dia cocok dengan ngajar saya. Nilai-nilainya naik membaik. Bahkan ibunya, menyampaikan langsung rasa terima kasihnya pada pihak LBB karena telah memilihkan saya sebagai guru/tutor anak-anak mereka. Ibu tersebut juga SMS saya menyampaikan ucapan terima kasihnya. Alhamdulillaaaaah :).


Murid saya juga ga percaya kalau saya sebelumnya belum pernah mengajar. Dia bilang kalau cara mengajar saya enak. Saya juga bersikukuh tetap mengajarinya hingga dia bisa, walaupun waktu les yang hanya 1,5 jam telah berakhir, dan dia suka, karena mereka jadi mau ga mau bener-bener paham agar saya segera meninggalkan rumahnya :D. Saya 'ngotot' karena saya merasa punya tanggung jawab untuk mengajarinya. Masa iya, saya terima uang dari orang tuanya, tapi tanpa ada peningkatan prestasi/nilai akademis? Sama seperti makan gaji buta dong? :D

NB: Poin nomor 9 ini bukan promo lho yaaa :D :D :P

10. Mengajar Mendekatkan Saya pada Kasus Psikologis

Dalam mengajar, tentu saya menemui karakter-karakter unik pada murid saya. Ada yang kalau belajar maunya dibacakan (jadi saya semacam mendongeng pelajaran gitu, untung mereka ga tidur :D) sambil jalan-jalan, muter-muter dalam rumah (karena dia seorang auditori-kinestetik), ada yang takut duluan sebelum ulangan matematika, dan sebagainya.

Sebagai seorang calon psikolog *:D*, saya juga berusaha memberi treatment-treatment yang tepat untuknya. Misalnya, saat les, saya memberi puzzle matematika yang bertuliskan I ❤ MATH dan diakhir les, berkali-kali, saya menyampaikan padanya bahwa matematika sama menyenangkannya dengan Bahasa Inggris (dia menyukai Bahasa Inggris).


Dan alhamdulillah, setelah beberapa kali pertemuan, nilai matematinya berada jauh di atas KKM :).

Tiada yang lebih membahagiakan bagi seorang guru, saat muridnya mencapai beberapa tingkat di atas dari posisi awal dia berada :).

Dengan menemui kasus-kasus psikologis walaupun yang sederhana, saya yakin dapat membantu saya berlatih menjadi psikolog keren suatu saat, psikolog yang dapat membantu sesama dan bermanfaat untuk sesama, aamiin :)


Itulah kesepuluh alasan saya mencintai pekerjaan saya saat ini. Maka, sampai saat membuat posting ini, rasanya beraaat sekali jika suatu saat, saya harus berhenti untuk mengajar, baik mengajar les privat maupun mengajar sebagai volunteer di Save Street Child Surabaya.

Teaching is a part of my soul :)

Ten Day Blog Challenge :)

Hello bloggy!

Rasanya susah banget ya meluangkan waktu untuk menulis setiap harinya? Huhuhuhu, jadi belum bisa nulis setiap hari kaaan? Padahal niat buat bisa nge-blog setiap hari sudah ada sejak tahun lalu. Mungkin niatnya kurang bulat ya, makanya action-nya juga setengah-setengah? :D

Jujur, kadang ada banyaaak hal yang ingin saya tulis, tapi apalah daya saat saya ga mood nulis atau saat saya (sok) sibuk. Maka, terbengkalailah apa-apa yang sudah saya mau tulis di blog -__________-. Kadang, saya hanya bisa memandangi poin-poin tulisan yang saya niatkan untuk saya tulis itu, di kertas-kertas atau notes yang hampir selalu ada di tas dan saya bawa kemana-mana :(.

Naaah, untuk 'memaksa' saya dapat menulis di blog setiap hari adalah dengan mengikuti *soundtrack drumroll* iniiiiii :)


Ya, saya akan mengikuti tantangan sepuluh hari nge-blog! :D Ga ada salahnya kan mencoba nge-blog setiap hari selama sepuluh hari, tanpa bolong? Kali aja, bikin ketagihan, dan jadi kebiasaan, sama seperti mandi, makan, dan kegiatan sehari-hari lainnya :).

Anyway, saya tahu ada tantangan ini dari blognya Kak Meta Hanindita. Dia juga join challenge ini lhooo.

Start from today yaaa :)

Bye bloggy! :)