Senin, 30 Mei 2016

Yuk, Menjaga Lingkungan Untuk Menyelamatkan Dunia!



Peringatan Hari Bumi memang sudah lewat, tapi bukan berarti segala bentuk kegiatan dan campaign tentang peduli lingkungan berakhir. Rabu, 25 Mei 2016, sekolah tempat saya bekerja memaksimalkan kegiatan field trip di Kebun Binatang Surabaya untuk secara tidak langsung mengajak masyarakat, khususnya para pengunjung Kebun Binatang Surabaya untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kami berprinsip bahwa menanamkan cinta kebersihan dan kepedulian lingkungan sebisa mungkin dilakukan sejak dini agar keduanya bisa menjadi gaya hidup mereka di saat mereka dewasa. Karena menjaga kelestarian alam dan kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama (huehehe apalagi malam ini Surabaya banjiiir di mana-mana. Dan setelah walikota Surabaya mengecek salah satu rumah pompa, ternyata mesin tersebut tidak bekerja maksimal karna tersumbat banyak sampah. Hingga akhirnya Maam Risma ikut terjun langsung membersihkan gorong-gorong bersampah *hasil ndengerin radio :D*. Pada nggak mau terjebak banjir lagi kaaan? Yuk, lebih aware terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar!).




Field trip merupakan kegiatan rutin sekolah saya yang dilakukan sekali dalam satu semester. Field trip bermaksud menunjukkan kepada peserta didik tentang kenyataan apa yang telah/sedang/akan dipelajari di kelas. Dalam pembelajaran di kelas, saya sebisa mungkin menggunakan alat peraga, tetapi “sensasi” melihat hal yang riil berbeda dan akan jauh lebih mengena pada diri peserta didik daripada hanya menggunakan miniatur/alat peraga.




Field trip semester II tahun ajaran 2015-2016 ini dilakukan di Kebun Binatang Surabaya (horeee, haha saya senang sekali setelah tahu kalau field trip kali ini ke kebun binatang karena terakhir kali ke sini adalah saat saya masih SD) dengan tujuan lebih mengenalkan keberagaman hewan berikut ciri-cirinya. Misal, saat peserta didik ditunjukkan secara langsung hewan jerapah, mereka akan melihat secara langsung perbedaan yang menyolok dengan hewan zebra (yang ditempatkan satu kandang dengan jerapah) bahwa jerapah memiliki leher yang panjang sehingga makanannya pun digantungkan di atas pohon. Hal ini berbeda dengan zebra yang karena lehernya pendek, makanannya pun diletakkan di atas tanah begitu saja. Ini mengajarkan konsep panjang-pendek. Contoh lain, saat peserta didik diajak mengunjungi kandang orang utan dan kera, mereka melihat langsung perbedaan ukuran tubuhnya bahwa orang utan memiliki tubuh yang lebih besar daripada kera. Bisa jadi, saat di kelas, peserta didik belum benar-benar memahami apa perbedaan ukuran tubuh keduanya karena sama-sama menggunakan “miniatur” yang berukuran kurang lebih sama. Pun peserta didik dapat mengetahui secara langsung suara seperti apa yang disebut mengaum dengan mengunjungi kandang harimau. Peserta didik juga dapat melihat secara langsung betapa besarnya gigi taring pada harimau. Dan masih banyak hal lain yang bisa dieksplor saat pembelajaran lapangan seperti ini.




Cukup unik kegiatan field trip sekolah ini karena juga selalu menyelipkan aksi langsung peduli terhadap lingkungan. Jika field trip sebelumnya dilakukan dengan kegiatan menanam tanaman, kali ini dengan memungut sampah (bungkus makanan dan minuman, serta daun-daun yang berjatuhan) di sekitar tempat kami beristirahat di Kebun Binatang Surabaya setelah kami berkeliling. Untuk tetap menjaga kebersihan diri, kami menggunakan sarung tangan plastik saat memungut sampah, meski setelah memungut sampah kami menggunakan hand sanitizer. 











Setelah berhasil membersihkan, guru memberikan reward sebagai bentuk penguatan pada diri peserta didik bahwa membuang sampah merupakan perbuatan yang baik dan harus dibiasakan untuk dilakukan. Secara sederhana, sebenarnya reward  bisa berupa pujian, tapi tak apalah sesekali berikan reward berupa yang disukai anak.











Kami juga melakukan kegiatan belajar based on paper berupa pengerjaan LKS (Lembar Kerja Siswa) di tempat tujuan kami field trip. Lembar Kerja Siswa ini memuat motorik halus, bahasa, kognitif, dan seni.









Yuk, para pelaku pendidikan, terutama orang tua yang sayogyanya lebih mengenal kapasitas masing-masing putra-putrinya untuk mengingat bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik, memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda, sedangkan pendidikan adalah hak setiap anak, pendidikan untuk semua. Maka, teruslah berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan dan menekankan pemberian pendidikan karakter dimulai dari hal kecil dan saat ini pada masing-masing anak, di manapun berada. Because everything will be nothing without character. Dan karena children see, children do, let's start from ourselves, para orang dewasa yang berada di sekitar mereka! :)